Skip to main content

PROKM 2011, Awal Visi Dimulai...


Kampusku, rumahku..
Kampusku, negeriku..
Kampusku, kebebasanku...
Kampusku, wahana kami...

Di sana kami dibina
Menjadi manusia dewasa
Tapi kini apa yang terjadi?
Ditindas semena-mena

Berjuta rakyat menanti tanganmu
Mereka lapar dan bau keringat
Kusampaikan salam, salam perjuangan
Kami semua cinta, cinta Indonesia...

Masih ingat lirik lagu itu?
Itulah lagu perjuangan pertama yang kudengar saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus ITB. Entah mengapa aku merasa seperti ada nuansa mistis saat nyanyiannya dikumandangkan. Aku tdak sedang menceritakan kisah hantu, kawan, jadi tenang saja. Rebahkan kembali bulu kudukmu dan rilekslah :P

Waktu itu memasuki masa PROKM. Semua mahasiswa baru dikumpulkan dalam aula besar bernama Sabuga. Masih mengenakan seragam putih abu-abu serta tampang cupu, kami patuh saja mengikuti alur rangkaian kegiatan. Awalnya membosankan, acara diisi dengan pidato sepanjang hari, entah dari Rektor, Dekan, tamu istimewa, atau siapalah itu namanya. Kesal sih tidak, tapi mataku ini loh yang terus memberontak. Ngantuk sekali. Sudah cukup semalaman penuh bermelow ria merindukan Bapak dan Ummi yang kini tak lagi bisa dipandang di depan mata, mengapa pula mataku harus mengeluarkan cairan asin lagi gara-gara kantuk berat yang melanda? Hoalah, sudah posisi duduk di belakang, lampu remang-remang pula. Mau jadi apa aku ini?

Masih dalam rangkaian PROKM. Sesi pidato kini berganti ke sesi pembagian kelompok #akhirnyaaaa... :D
Kami dibagi kelompok berdasarkan nomor urut dari secarik kertas yang telah dibagikan sebelumnya, beberapa saat menjelang memasuki gedung Sabuga tadi pagi. Aku mendapat kelompok di angka tua, sehingga butuh waktu sedikit lebih lama untuk menemukan teman-temanku yang lain. 101, begitulah angka yang tertera di ujung tongkat berbentuk kepala anjing yang dibawa taplok (tata kelompok) kami. Sebenarnya aku bingung mengapa bentuknya harus kepala anjing, tapi toh sisa kantuk mengalahkan segala. Aaaah...ngantuk, ngantuk.

Aku lupa berapa tepatnya jumlah hari yang kulalui bersama teman-teman sekelompokku itu. Hanya saja, dalam setiap hari yang kujalani itu tak terasa beratnya. Bagaimana tidak? Kelompok PROKM-ku kacau sekali. Kicauannya melayang kemana-mana, berisik dan gaduh terus sepanjang masa kebersamaan kami. Tugas tak selesai, curhatan numpuk. Hoalaaah, kelompok rusuh sepertinya -_-
Tapi asyiknya memang terasa, obrolan ringan terselip dari awal sampai akhir. Tugas ospek jadi menyenangkan, karena dengannya pertemuan itu berjalan. Bagiku, setidaknya, inilah jalan termudah melupakan kerinduanku pada kampung halaman.



Singkat cerita, suatu hari di akhir masa PROKM. Entah bagaimana persis kejadiannya, kami terpencar ke dalam kelompok berbeda.
Maklum, hari itu adalah hari 'Sidang Terbuka', dimana dalam pelaksanaannya kelompok Taplok tak lagi menjadi acuan. Kami dipisah secara random, kadang mengacu pada Fakultas atau sekolah, kadang mengacu pada kelompok agama saat masa shalat tiba.

Oh iya, masa mengesankan saat sidang terbuka adalah mengenai orasi dari beberapa petinggi di kepanitiaan PROKM. Buatku, orasi itu adalah suatu hal yang mengagumkan. Bukan karena seberapa keras suara yang keluar atau seberapa tangkas kata yang menjadi bidikan, melainkan karena keberanian dan fokus panitia orasi yang terus digenggam. Waktu itu aku sampai menahan nafas. Saat lagu Mentari (lirik di atas) itu berkumandang, satu persatu panitia di atas panggung melangkah maju sambil menggemakan visi PROKM. Tak terhitung berapa besar kekagumanku, tapi itulah awal dari visi besarku muncul. Dari saat itu tekadku membulat, aku ingin menjadi bagian dari pejuang visi PROKM itu, bahkan Kabinet KM-ITB.

-PROKM 2011-

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...