Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Ikhtiar di Lingkungan Baru

Ada banyak cerita ketika kita menemukan teman dan lingkungan baru. Tidak selalu hal-hal yang menyenangkan, memang. Ada pula momen ketika kita kesal bahkan marah. Meski demikian, percayalah, di sana kita akan merasa menemukan kepingan puzzle hidup yang lain. Sehingga pada akhirnya, tidak ada kata yang mampu melukiskan isi hati selain berlipat syukur atas anugerah sebuah pertemuan dari-Nya. PBM, kependekan dari Pembina Bidik Misi, nama tim kami. Saya masih ingat awal mula bergabung di sana. Seorang teman yang sudah sekian lama menjadi pengurus, tiba-tiba meminta saya menjadi salah satu bagian dari tim. Waktu itu saya katakan, "Khawatir enggak amanah. Orang lain in syaa Allaah masih banyak yang punya kapabilitas lebih tinggi" Kemudian kalimat saya dibalas dengan, "Bukan soal siapa yang punya kapabilitas tinggi, Asih. Kamu diminta pegang amanah, berarti kamu yang terpilih. Tugasmu adalah ikhtiar. Itu aja." Tertohok? Ya, tentu saja. Itu adalah kalimat serupa y

Aku Akan Menunggu

Yuli, Shalihah, tahukah kau kenapa sampai kini kita masih kuat berdiri? Bukan saja karena topangan yang kita pijak terbangun utuh dan kuat, melainkan juga janji-Nya yang secara jelas memaparkan bahwa kita tidak akan pernah diuji di luar batas kemampuan yang kita miliki. Lantas, ingatkah kau bagaimana dahulu kita mulai dekat? Kau salah jika berpikir aku mau berteman denganmu karena merasa begitu kesepian kala itu. Sama sekali bukan. Aku benar-benar mengagumimu. Dan kekaguman itu tidak pernah berkurang sampai sekarang. Berbeda denganku yang pemalu dan selalu berlindung di balik punggung orangtua, sejak kecil kau adalah sosok anak perempuan yang sangat berani. Kau tunjukkan padaku, bahwa anak perempuan tidak selalu lemah dan gemar menangis. Sekali dua kali waktu, kau bahkan berani membentak balik anak-anak lelaki yang usil dan membuat mereka diam tak berkutik. Sesuatu yang tidak pernah bisa kulakukan sampai aku mulai mengenalmu. Kau mungkin lupa. Dahulu aku terbiasa merenung

Kelak Ketika Allah Tetapkan Kau Untukku

Kau tahu? Bagaimana tiba-tiba seseorang bisa menerima kehadiran orang lain dalam hidupnya, hingga kini masih menjadi misteri besar bagiku. Sebagian besar orang berkata, itulah suguhan dari keajaiban cinta. Tapi bagiku, terkadang, kalimat itu tidaklah cukup membuatku merasa menemukan jawaban yang selama ini kucari-cari. Adakalanya di hatiku terdapat gemuruh yang tentu saja hanya bisa kudengar dan rasakan seorang diri. Begitupun di kepalaku, tak terhitung berapa kali ia berdecit memikirkan betapa rumitnya emosi satu makhluk bernama 'manusia'. Sumber Masih hangat dalam ingatanku. Dahulu, logikaku kerap berkata, omong kosong dua orang bisa hidup berdampingan tanpa saling mengetahui karakter masing-masing. Pula tidak perlu ditanya, bagaimana pengetahuan tentang latar belakang atau asal usul kehidupannya haruslah menjadi hal fundamental dalam menentukan arah 'pertemanan' mereka. Namun, nyata demikian adanya. Aku memilihmu kini, tanpa tahu siapa dan bagaiman