Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Move On dengan 1% Inspirasi

Halo, Moonaaaa~~~ (Gak tau manggil siapa :p) Baru saja saya beli rujak, seperti biasa isinya cuma nangka dan nanas, seperti biasa rujaknya ditaburi bumbu kacang tanpa bumbu pedas. Huuuh, mantap! Alhamdulillaah... Siang ini saya ingin ngeluh, kepada siapa entah. Ingin ngeluh tentang diri sendiri; tentang begitu malasnya saya, kurang terkoordinir dan lamban dalam menjemput inspirasi. Aaaaa bener deh kata Einstein, sukses itu berasal dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras. Hei dude! Kerja keras saya saja masih kurang, inspirasi juga lamban terus dijemput. Oke. Cukup ngeluhnya. Sekian ratus detik lalu, bersebab seseorang menggunakan komputer saya di kantor, membuat saya nganggur dan saya enggak betah dengan ke-nganggur-an itu, saya memutuskan datang berkunjung kembali (setelah sekian abad lamanya) ke Salman Reading Corner. Asal saja saya ambil satu buku dari rak. Tada! Buku yang saya ambil ternyata karya Om Jamil Azzaini yang judulnya 'Move On'. Duh pas banget. Pas

Monday Without You

Hai, apa kabar? Sesiang ini, bagaimana entah perut saya terasa lapar. Akhir-akhir ini pola makan saya alhamdulillaah membaik, hampir setiap hari dari pagi hingga malam saya jarang merasa kenyang (T.T) Beringsut dari kasur yang nyaman, saya buka aplikasi GO-Food dan mulai mencari kira-kira makanan apa yang bisa saya makan. Ahaha, asli bukan karena saya merasa begitu bersemangat menggunakan produk teknologi, melainkan karena begitu malasnya saya di hari Senin (yang terasa seperti masih weekend ini) untuk keluar kost. Alhasil, delivery makanan selalu menjadi pilihan terbaik. Tidak sampai setengah jam menunggu. Voila! Pesanan saya datang. Salad sayur dengan tambahan daging dan telur rebus. Jika suami saya di sini, saya yakin dia akan berdecak heran (lagi). "Makan sesuatu yang mengenyangkan dong!" katanya, kemarin lusa ketika kami berdiskusi (yang lebih mirip dua anak kecil bertengkar) akan pesan apa lewat GO-Food dan saya bersikukuh ingin memesan salad. Koleksi P
Hubby, setiap kali aku merindukanmu. Rasanya ada yang mengganjal di kerongkongan. Ada sesuatu yang keras, yang bagaimana entah menghentak-hentak di dada dan membuat air mataku mengalir deras. Keinginan untuk menuangkan rindu begitu kuat, kedua pundakku terlalu rapuh untuk menahannya. Aku mulai menerka, mungkin inilah konsekuensi dari hubungan pernikahan yang terpisah oleh jarak. Ada batas yang begitu jelas dalam menuangkan rasa dan gelisah. Ada batas-batas untuk bertukar cerita. Ada tanggung jawab untuk saling menjaga, bahkan dari rasa sepi yang menyelesap di hati. Hubby, aku merindukanmu...

Bolehkah Aku Menunggu?

Doc Pribadi Apa yang harus kutuliskan tentangmu? Semua mengalir di dalam kepalaku, tetapi tak bisa kutuangkan satu demi satu. Dalam renungan panjang, gema suara hatiku berkata, mungkin ada baiknya tetap seperti ini. Terkadang sesuatu yang tak tertulis menjadikannya lebih memikat di dalam benak. Ya, lekat bayangmu saja sudah mampu membuatku merasa puas. Dan itu lebih dari cukup untuk membuatku jatuh terpikat. Terkadang aku tersenyum sendiri. Aku senang mengingat waktu di mana pertengkaran menjadi satu-satunya jalan bagiku menuangkan rasa terhadapmu. Bukan karena aku tega, tetapi aku takut perbincangan yang akrab akan membuatku semakin jatuh. Sedang ketakutanku mengharapkanmu lebih besar dari kapasitasku menerima sebuah kegagalan. Aku manusia, dan aku tak mau merasakan sakitnya gagal dalam cinta. Maafkan aku. Aku ingin berbagi banyak cerita denganmu, sejak detik ini, bahkan sejak ribuan detik yang telah lalu. Tetapi aku sadar di mana aku berdiri. Dan rasa ini, belum saatn

Tentang Pola Hidup

Hai, bagaimana kabarmu? Omong-omong, sepagian ini, saya sedang menikmati potongan buah melon. Perut saya cukup lapar setelah melewati 3 putaran lapangan Saraga ITB (padahal hampir 3/4 putarannya saya jalan pelan wkwkwk). Saya sengaja menyiapkan bekal buah. Hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Untuk apa? Tentu saja, untuk memperbaiki pola hidup saya yang belakangan mulai sulit terkontrol (katanya). Sumber Apakah terasa ada perubahan? Haha tentu saja belum nampak signifikan. Malah selepas lari tadi, saya mengalami mual hebat. Begitu kaki menginjak gedung kayu lantai 2, sekonyong-konyong saya berlari menuju westafel. Ya, perut saya nampaknya ingin mengeluarkan seluruh isinya. Lalu perbekalan buah itu, cukup menetralisir lidah saya yang rasanya bagaimana entah. Benar ya informasi yang saya baca dari berbagai sumber? Seringnya ketika saraf mengalami tegangan, di dalam kepala mulai terasa gejolak hebat, bisa jadi itulah kondisi di mana di dalam tubuhmu sedang di

Untitled

Sumber   Bismillah... Lillah...

Monolog Haidir (2)

Ilustrasi  Hai, bagaimana kabar angin pagi ini? Kau tahu, ketika menulis bait demi bait puisi tadi pagi, aku teringat kembali. Rasanya sudah lama ketika rasa percaya diriku hilang, berganti dengan ragu dan kecamuk yang mengkerat di dalam kepala. Aku mulai lupa bagaimana indahnya menikmati cahaya mentari pagi, apalagi suara angin yang mengendus dedaunan balkon asrama lantai 2 itu. Oh, ada apakah gerangan sebenarnya? Aku mencari setitik inspirasi di dalam tulisan. Tapi kemudian tiba-tiba kantung mataku terasa penuh. Sembari menelusuri ukiran pensil dan kertas yang kupegang, tidak terasa air mataku mengalir dan aku mulai kehilangan gairah untuk kembali menghadapkan perhatian pada puisi-puisi itu. Kesal dengan apa entah, aku merobek kertas lalu melempar pensil ke seberang jendela. Katakan padaku, bagian mana dari seluruh perjalanan yang kutempuh selama ini, yang telah membuatku linglung dengan tujuan hidupku sendiri? Benarkah perjalanannya, ataukah hatiku yang kini

Istighfar

Ilustrasi Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali. Dimasa akhir hidup beliau bercerita, "Satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Irak. Padahal tidak ada janji dengan orang dan tidak ada hajat." Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita, "Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah Isya di masjid. Hati saya merasa tenang. Kemudian saya ingin istirahat." Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad hendak tidur di masjid. Tiba-tiba Marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya, "Kamu mau apa di sini, syaikh ?" (kata "syaikh" bisa dipakai untuk 3 panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang yang berilmu. Panggilan Syaikh di kisah ini panggilan sebagai orang tua). Marbot tidak tahu bahwa beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tid

Resume : Meninjau Posisi Teori Evolusi dalam Biologi

Ilustrasi Oleh: Salim Rusli Pembicara      :   Dr. Angga Dwiartama & Dr. Sony Heru Sumarsono Tempat           :   R. Rapat Back Office Salman ITB Waktu            :   Jumat, 10 Juni 2016 Peserta       : Budhiana Kartawijaya (BPP Salman ITB/Studia Humanika), Salim Rusli (BPP Salman ITB/Studia Humanika), Uruqul Nadhif Dzakiy (Magister Studi Pembangunan ITB), Fahmi Maulana Kamil (Magister Studi Pembangunan ITB), Aditya Firman Ihsan (S1 Matematika ITB), Muh. Ikbal Arifiyanto (Dosen Astronomi ITB) Diskusi dimulai dengan paparan Dr. Angga tentang perkembangan teori evolusi. Sebagaimana diterangkan dalam makalah Dr. Angga, pemikiran tentang “evolusi” sebenarnya sudah dimulai para filsuf Yunani dan Romawi. Lucretius misalnya, dalam puisinya De rarum natura , menggambarkan bagaimana makhluk hidup diturunkan dari makhluk hidup lain, dan semuanya terjadi secara kebetulan ( fortuna ). Pemikirannya ini bertentangan dengan pandangan Aristoteles yang melihat bahwa setiap m

Pengalaman Menggunakan Knowledge Management & Tantangannya

Tulisan Reza Rochadi (awak SKAU 90-an akhir) Ilustrasi Saya pernah bekerja dalam suatu perusahaan yang memiliki Knowledge Management yg baik. Bentuknya adalah sebuah repository pustaka konten-digital terpusat dimana best practices terhadap berbagai urusan pekerjaan dan resolusi permasalahan kerja yg selama ini berada di dalam benak para ahli/karyawan senior (tacit knowledge) sudah terdokumentasikan menjadi sangat rapih (explicit knowledge). Konten dokumentasi explicit knowledgenya bisa dalam bentuk dokumen word ataupun worksheet, presentasi siap pakai, wiki, blog, video, maupun rekaman audio. Sistem Knowledge Management ini terkatalog dengan baik, dan konten yang diperlukan mudah dicari jika kita memerlukan pengetahuan tertentu terkait urusan pekerjaan tertentu. Sehingga kultur kerja perusahaan sudah tidak tergantung lagi pada keahlian perorangan --apalagi jika karyawan yang ahli itu dimutasi, naik jabatan, ganti profesi, pindah/keluar kerja, ataupun pensiun--, namun pengeta

Di Jalan Cinta Para Pejuang

Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tidak suka. Melampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat. Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas. Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita -Jalan Cinta Para Pejuang, Salim a Fillah-

Maaf

Mata saya kembali berkaca-kaca. Kerongkongan saya tercekat. "Jadi menurutmu saya seharusnya bagaimana?" tanya saya, kembali meminta ketegasan. Dia hanya menunduk. Kedua tangannya mengepal. Sepintas saya bisa melihat bahwa dia hendak menangis juga.  "Saya tidak tahu," jawabnya. "Maaf..." Ucap saya lirih. Ya, maaf, dan hanya kata itu yang terpikir di dalam kepala saya saat itu, sebelum akhirnya saya mengangguk pelan dan pergi meninggalkannya. Maafkan saya...

Menjadi Kakak

Dalam hitungan hari, tepatnya 20 Juni nanti, usia saya menginjak 22. Genap sudah lipatan kulit saya semakin renta, pula akal yang kukuh mencoba dewasa. 22 tahun tentu bukan waktu yang sebentar, apalagi jika mengingat deret amanah peran yang Allah sematkan untuk saya. Jika saya renungkan lagi, hmmm 22 tahun ya...sudah selama itu kah saya hidup? Omong-omong, dari banyaknya peran yang Allah amanahkan, salah satu yang terberat menurut saya adalah menjadi seorang kakak. Ya, kakak bagi keempat adik-adik saya. Peran menjadi seorang pemimpin dalam dunia kecil kami. Peran yang menuntut saya menjadi seorang pendidik nan tegas, sekaligus memaksa saya memerah seluruh cinta dan kepedulian yang saya miliki. Saya masih ingat. Tahun 1998, ketika kondisi ekonomi keluarga saya mengalami gejolak klimaks. Saya duduk di bangku SD kelas 5, yang pada waktu itu sedang ranum-ranumnya mencintai dunia pendidikan. Setiap saya pulang dari sekolah, yang sengaja saya perlama demi bisa mendapatkan pelajaran

Satu Kisah Perjuangan Cinta yang Lain

"Kita adalah musafir cinta dan kita akan bertemu di jalan," Raj, dalam film Rabb Ne Bana Di Jodi Kawan, ada banyak kisah perjalanan cinta yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang yang tengah menempuh perjalanan itu, saya menyebutnya musafir, yaitu mereka yang kian sibuk berjalan menuju tujuan (cinta) masing-masing. Perjalanan cinta yang hakiki tentu hanya bermakna ketika didedikasikan untuk Rabb semesta alam, Sang Pemberi Cinta pula keindahan segala rasa. Namun dalam kisah kali ini, saya ingin membuatnya lebih spesifik. Cinta yang saya maksud di sini adalah tak lain cinta yang lahir dari fitrah manusiawi seorang lelaki terhadap perempuan, begitupun juga sebaliknya. Di antara para musafir mungkin ada sebagian yang berhasil mendapatkan cintanya, tentu tidak ada salahnya jika kita turut berbahagia atas rezekinya itu. Namun untuk mereka yang tertandas, tidak ada kewajiban bagi kita untuk turut berduka, dan Allah tidak memerintahkan kita bersikap demikian. Sumber

Lembayung

Di balik bebatuan tanah basah oleh hujan tadi siang Semilir angin berhembus tidak terlalu kencang Cabang demi cabang pohon beradu menggelitik dedaunan Di ufuk selatan, mentari tengah singgah ke peraduan Berpasang induk burung kepakan sayapnya kuat Kalahkan kincir angin yang kini tergolek lunglai di antara bukit Rabak Di balik pohon karet, terdengar cicit demi cicit Memanggil induk burung tadi agar lekas mendekat Lembayung, warna dominan senja itu Sembunyikan beragam kehidupan juga napas kematian Ada kalanya ia terisi zikir dan lantunan doa Di waktu lain mungkin sekadar tangis anak-anak tak mengapa Lembayung, mengisi pertunjukkan wadah-wadah nafs yang kalah cepat oleh waktu Ia memutus langkah juga bahasa Lalu menundukkan layu wajah-wajah yang sempat menatap langit Terakhir menutupnya dengan sayup azan maghrib

Selang Hadirmu Di ...

"Cinta itu menjaga, termasuk menjaga perasaannya dari perasaanmu..." Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber

Aku Ingin Kau

Kau, yang dulu mengisi relung hati ini Di bawah jemari langit kita saling berbagi Entah tawa atau cerita duka Bagiku denganmu, semua rasa utuh jadi satu Seiring waktu berlalu Ilalang mulai gugur, begitu pula hangatmu Renyah tawamu menjadi pusaka paling mahal Bulir tangismu apalagi, sungguh, hanya Tuhan yang tahu di mana kau teteskan itu Aku rindu kau, saudariku... Jangan berhenti mengulurkan tangan Lihatlah, aku masih tenggelam dalam dahaga Lihatlah, aku masih tersandung penuh payah Luka kita, biarkan saja ia menjelma sebagaimana mestinya Tidak usah dikorek lagi Kau dan aku telah dipaksa belajar Bukankah itu pesan Rabb yang utama? Aku hanya ingin kau Kau yang tegas mendewasakan diri Kau yang senantiasa menjaga kesucian hati Kau yang tidak akan pernah kasar kepada mereka yang belum mengerti Nasihat indah itu, kudengarkan bersamamu Adakah sedikit ingatmu terpanggil? Hanya cinta yang akan menggetarkan bibir kita Untuk bicara... Untuk bicara... Ya, mungkin i

Cinta dan Selalu Cinta-Nya

Hai hati, katakan padaku, berapa banyak cinta yang mampu kau simpan? Akankah tiba waktunya di mana dirimu tak lagi mampu menerima? Atau memang sudah ketetapan-Nya bahwa untuk cinta ruangmu tak pernah memiliki batas kuantitas. Hati, aku hidup berselimutkan cinta-Nya. Setiap waktu hidupku ditemani cinta. Aku melihat cinta pada senyum ibuku. Aku melihat cinta pada teguran ayahku. Apalagi adik-adikku, aku melihat cinta di setiap rengekan dan keluh kesah mereka. Kala langkahku menelusuri jalanan yang amat panjang, aku terpukau oleh kekuatan cinta-Nya. Karena cinta, dua orang mampu mengabaikan masing-masing ego. Lihatlah! Mereka yang tengah bertengkar tetap saling menasihati dalam kebaikan. Lihatlah! Mereka sesama papa tetap saling berbagi salam dan doa di setiap penghujung malam. Lihatlah! Mereka yang berpayah dalam menjalani hidup tetap saling tersenyum dan memberi dukungan. Sumber Oh, hidup ini terasa amat penuh oleh cinta. Dalam indahnya lafadz dan lantunan An Nuur, h

Aku Bahagia dalam Kesederhanaan

Kisahku, tak melulu berisi hingar bingar kebahagiaan. Aku juga bukan sosok flamboyan. Tak banyak orang mengenalku, begitupun aku belum mampu menjadi tauladan yang sempurna bagi banyak orang. Meski demikian, aku bersyukur atas segala anugerah yang Rabb berikan untukku. Aku yakin, kehidupan ini dan setelahnya selalu menjanjikan kebahagiaan, meski dengan bentuk yang lain. Sumber Sumber Sumber Di dalam hidup, aku mengenal sosok kedua orang tuaku. Mereka membesarkanku dalam perlakuan yang acak; ada lembut juga kasar, ada didikan juga kemarahan, ada pujian juga tamparan. Mereka tak banyak mengenalkanku pada kalimat-kalimat cinta, apalagi nasihat panjang seorang yang pandai bahasa. Mereka membesarkanku dalam kesederhanaan; sesederhana cinta orang tua kepada putrinya. Orang tuaku mengajarkanku cara bersyukur. Itulah yang paling mengakar di dalam kepalaku. Sepanjang hidup mereka tidak banyak menuntut. Apapun yang kami dapat, maka itu adalah sebuah kecukupan. Hidup ini

Album : Momen Terakhir PBM w/ Marcel

Ukhuwah, satu kata yang menyatukan kita. Meski sering kita bertengkar dan beradu opini, tentu di baliknya ukhuwah tetaplah menjadi landasan kita bersama dalam berbagi. Benar, kadang saya merasa jenuh juga. Bagaimana tidak, setiap pekan rapat namun selalu berhadapan dengan kendala yang sama;  personel-personel yang sering datang terlambat, kerjaan yang tidak berjalan dengan baik bahkan tidak terselesaikan, satu dua orang izin meninggalkan acara, dll. Meski demikian, jika saya renungkan, tidak terdeskripsikan bagaimana rincian beraktivitas di sini membuat diri saya nyaman. Ada kalanya saya senyum-senyum sendiri, kadang tertawa, bahkan histeris mendengar celotehan aneh nan frontal dari setiap orang. Ah, terima kasih banyak, Gengs PBM :') By the way , ini momen kali terakhir hedon bareng Bapak Marcel. Setahun ke depan beliau harus berjuang di Kalimantan sana, katanya. Semangat terus ya, Cel! Semoga doa-doamu selama ini terkabul, untuk segera dipertemukan dengan si Te