Hai, bagaimana kabarmu?
Omong-omong, sepagian ini, saya sedang menikmati potongan buah melon. Perut saya cukup lapar setelah melewati 3 putaran lapangan Saraga ITB (padahal hampir 3/4 putarannya saya jalan pelan wkwkwk). Saya sengaja menyiapkan bekal buah. Hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Untuk apa? Tentu saja, untuk memperbaiki pola hidup saya yang belakangan mulai sulit terkontrol (katanya).
![]() |
Sumber |
Apakah terasa ada perubahan? Haha tentu saja belum nampak signifikan. Malah selepas lari tadi, saya mengalami mual hebat. Begitu kaki menginjak gedung kayu lantai 2, sekonyong-konyong saya berlari menuju westafel. Ya, perut saya nampaknya ingin mengeluarkan seluruh isinya. Lalu perbekalan buah itu, cukup menetralisir lidah saya yang rasanya bagaimana entah.
Benar ya informasi yang saya baca dari berbagai sumber? Seringnya ketika saraf mengalami tegangan, di dalam kepala mulai terasa gejolak hebat, bisa jadi itulah kondisi di mana di dalam tubuhmu sedang diproduksi banyak energi tetapi kamu terlalu payah untuk mengeluarkan energi-energi tersebut. Akibatnya, energi berlebih akan terus berdentum-dentum menekan seluruh tempat yang bisa ia gapai, terutama ruang-ruang di dalam kepalamu itu.
Oh, nampaknya saya harus mulai terbiasa dengan tekanan seperti ini. Tindakan paling logis yang bisa saya lakukan tentu saja adalah meminimalisir simtom yang diakibatkannya. Memang tidak mudah, tetapi saya yakin dan memang harus yakin bahwa saya bisa melewati ini dengan baik.
Rabbi... ikhtiarku, adalah satu bentuk taatku terhadap seluruh ketetapan yang Engkau kehendaki. Jikalah tak sampai usia ini menuju sunah Nabi-Mu, semoga seluruh ikhtiar ini berbuah pahala di rumah tempatku pulang nanti.
Comments
Post a Comment