Apa yang benar-benar saya inginkan? Pertanyaan itu terlontar begitu saja melalui sebuah pesan singkat, yang kemudian membuat saya merenung dalam sekedar untuk mengidentifikasi dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Asih, apa sebenarnya yang kamu inginkan? Maka sungguh, saya pun tidak menemukan jawaban. Satu pekan menjalankan peran baru sebagai fasilitator Asrama Pelopor telah mengubah jalan pikiran saya cukup banyak. Saya bersyukur bahwa dalam rangka menunjang pembinaan karakter dan menambah khazanah pengetahuan adik-adik khususnya untuk putri, di asrama ini diselenggarakan kajian rutin selepas shalat shubuh berjamaah. Terkadang kami membahas fiqih, beralih kepada isu yang tengah terjadi di masyarakat sekitar, sejarah Indonesia, terakhir kami membahas sirah Nabi dan Rasul serta para shahabat maupun shahabiyyah. Saya tak banyak memberikan opini maupun referensi, melainkan mencukupkan diri dengan duduk tawadhu’ mendengarkan dan meresapi setiap bahasan yang diberikan. S
Merekah di antara karunia, Lillah...