Kau penyejuk hati, duhai Ummi... menawarkan cinta di kala hatiku buta memberikan tetesan kasih pada dahaga di malam hari memberikan harapan di kala fajar tak lagi datang aku harus bagaimana, ummi terkasih? waktuku terbuang menahan rindu tangisku ingin mereguk harapan saat esok datang hatiku selalu resah menunggu sapa dan senyummu jiwaku pun bahkan mulai lelah dengan perantauan di negeri orang ummi, oh, ummi... bayangmu kini bagai titik semu hadir di sela-sela mimpi siang hari cukup singkat, cukup nyata untuk ditangisi kau tahu itu? sungguh, ummi, di setiap detik ini, kedua kakiku selalu ingat ke mana jalan pulang hanya saja, tolong katakan kepada Sang waktu kapan dia akan berhenti dan mengantarkanku untuk pulang?
Merekah di antara karunia, Lillah...