Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Menjaga Produktivitas dari Hipertensi

Regulasi atau peristiwa pergantian pemimpin merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi. Ada masanya ketika pada usia produktif, seseorang yang mempunyai potensi akan menjadi pemimpin dan memberikan etos kerja tinggi bagi kepentingan organisasi tersebut. Ia tahu bahwa dakwah ini membutuhkan dirinya, bukan sekedar komando, tapi juga fisik dan pertimbangan dari seluruh eksistensi waktunya. Maka sejak itu, adalah sebuah kewajiban besar baginya untuk mengatur dan menjaga kesehatan, terutama fisik. Sebab hanya fisik yang kuat yang dapat menanggung berbagai beban kerja tinggi yang ditimpakan padanya. Adalah sebuah rahasia umum bahwa pada usia yang semestinya produktif dan potensial untuk mengembangkan diri lebih jauh, seseorang justru terkendala dengan masalah kesehatan. Gangguan tersebut seringnya berupa gangguan metabolik di dalam tubuh. Salah satunya adalah terkait gejala hipertensi. Mari sejenak kita melengangkan diri untuk sedikit berdiskusi. Sumber   Hipertensi merupakan su

Cinta dan Benci: "Separated but Harmony"

Sejak saya masih begitu kecil, Bapak telah mencekoki saya dengan berbagai hal berbau sosial. Bapak yang mengajari saya makna dari menghargai, mencintai dan memuliakan orang-orang yang saya temui. Bapak yang membentuk kapasitas sabar dalam diri saya, yang ternyata hingga kini masih gagal saya isi. Saya ingat benar nasihat beliau tentang cinta dan kebencian. Keduanya memiliki sifat berbeda tapi kerap beriringan, “ separated but harmony ”. Layaknya air dan minyak, keduanya terpisah tapi mengalir pada arus yang sama, dibedakan oleh hanya segaris tipis lapisan permukaan, yang kadangkala kemiripan membuat mereka benar-benar nampak serupa. Ilustrasi Keduanya tak urung dalam perilaku sosial. Adakalanya dalam membenci, justru di sana timbul rasa cinta. Atau justru sebaliknya. Adakalanya seseorang nampak peduli, sedang nyata di dalam hatinya berkata berbeda. Adakalanya seseorang terlalu arogan menyampaikan opini, menyakiti dalam menasihati, tapi di sanalah justru terletak sebuah

The Kite

Bunyi kecipak sepatu di genangan air itu menyadarkan saya akan banyak hal. Tentang perasaan ini yang tak mampu dijelaskan, tetapi tatkala merindu seringkali menimbulkan beriaknya sendiri. Tentang mimpi-mimpi yang sudah saya bangun dan tanamkan begitu dalam, sayang, alam memisahkan bagiannya satu demi satu sehingga ia berubah wujud menjadi mimpi yang tidak lagi nampak utuh. Tentang obsesi kompulsif saya terhadap ilmu pengetahuan yang kini melahirkan kecenderungan saya untuk menggenapkan pelarian ke bagian sudut kota yang lain. Ah, mungkin juga hanya saya yang mendengar suara gemuruh di kejauhan, yang semakin lama semakin menumpukkan kegelisahan di dada. Ya Tuhan, dunia macam apakah yang sedang saya jalani ini? The Kite   Iman. Satu kata yang tak pernah berhenti menyurutkan gejolak pemikiran dalam diri saya. Ia tak bisa dipandang, didengar, apalagi diraba. Ia bisa meluberkan hati yang membeku, tetapi juga bisa mematikan akal sehat layaknya seorang Hallaj yang bergairah terhad

Aku Rindu, Kamu?

Assalamu’alaikum, Cinta :) Gerimis sore itu bertabur juga di separuh belahan bumi. menghembuskan semerbak bau tanah yang segar bercampur rindu. Di bawah atap ini aku terdiam barang sejenak. Meresapi diriku yang tertegun menahan haru, “Ya Allah, betapa besar karunia hujan sore ini”. Kau tahu aku begitu menyenangi menatap lamat-lamat mentari sore. Merasakan hembusan angin di sisi sawah dan padi-padi yang menguning. Mendengarkan cicit burung bernyanyi riang sambil bertengger kokoh di atas pohon. Namun sore itu, denting suara hujan menyisakan kesannya sendiri. Lalu tiba-tiba saja, kelebat bayangmu datang lagi. Ah, mengapa kau tak bisa berhenti mengganggu? Aku tak bisa menghardik. Malah justru diam-diam membuncah rasanya kesenangan dari dalam diri. Dari lubuk terdalam, kutahu bahwa aku sungguh-sungguh merindu. Engkau, yang kini tengah berdiam di sana, berbahagiakah dirimu? Adakah engkau merasakan rindu yang sama sepertiku? Hai engkau, kakakku sayang, kupikir perjumpaan kit

Hipertiroidisme

Pernahkah Anda menjumpai seseorang yang kulitnya sering terasa h angat, lembab, berkeringat, serta tidak tahan panas ? Seseorang yang selain mengalami simtoma tersebut, ternyata juga menunjukkan peningkatan nafsu makan serta diare? Maka waspadalah, sebab bisa jadi orang yang Anda temui itu mengalami gangguan pada stabilitas metabolik yang disebabkan oleh abnormalitas pada sintesis maupun sekresi hormon tiroid di dalam tubuhnya. Hormon tiroid mempengaruhi fungsi hampir terhadap setiap sistem organ di dalam tubuh. Hormon tiroid mensekresikan dua hormon teriodinasi yang disebut dengan triiodotironin dan tiroksin , yang keduanya memiliki tanggung jawab dalam mempengaruhi fungsi hampir terhadap setiap sistem organ. Pada anak, hormon tiroid penting untuk pertumbuhan normal dan perkembangan.  Pada orang dewasa, peran utama hormon tiroid adalah untuk menjaga stabilitas metabolisme. Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrien dan ion organik, termogenesis serta mera

?

Terkadang ketika diam, saya sering bertanya-tanya, bagaimanakah gerangan muara hidup saya akan berakhir? Saya tergelitik dengan sebuah kalimat yang dituliskan seorang sahabat saya, “Ingatlah siapa dirimu. Sehingga ketika tersesat, maka tidak akan sulit bagimu untuk kembali”. Sumber Gambar Hei, jika direnungkan lagi, bukankah selama ini saya telah banyak mewanti-wanti adik-adik mentee saya untuk menemukan visi hidupnya? Bahkan layaknya kurikulum terstandar, bahwa di setiap pertemuan perdana, saya selalu memberikan tugas kepada adik-adik mentee untuk menemukan visi hidup tersebut. Tak peduli bahwa mereka protes atau menunda-nunda membuatnya. Sebab di pertemuan yang lain akan kembali saya tagih. Terus saja begitu. Hingga mereka benar-benar menyelesaikannya di atas selembar kertas dan kemudian saya akan tersenyum puas begitu membaca catatan-catatan kecil yang mereka buat, meski beberapa nampak masih berbayang dalam keragu-raguan, meski beberapa masih belum nampak seperti yang saya

Mari Berkalkulasi!

Seringnya manusia itu sangat lucu. Di satu sisi kita sibuk mengeluh, di sisi lain kita sibuk berambisi mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari apa yang telah dan tidak kita kerjakan. Lah, bagaimana cerita? Saya beberapa kali diingatkan oleh seorang sahabat yang bijak, kurang lebih isinya begini: “Asih, kalau kamu pikir kamu bisa mendapatkan kenikmatan yang sangat besar, atau bilanglah saja kenikmatan itu hampir sempurna, maka ketahuilan pemikiranmu itu sia-sia. Sebab berapapun kenikmatan yang kamu banggakan di dunia, secuilpun itu tidak akan sebanding dengan kenikmatan surga.” Sumber Gambar Kalau direnungkan lagi, memang kalimat tersebut ada benarnya. Kerap kali setelah mengerjakan satu hal, hati ini enggan mendapatkan kepuasan. Dahulu saya begitu terkagum-kagum ketika bisa melaksanakan tahajjud bersama kawan-kawan saya di SMA. Itupun sebetulnya berawal dari tuntutan aturan sekolah, sebab di SMA saya yang merupakan boarding school secara rutin diadakan

Allahu Ahad

Ilustrasi Allahu ahad . Ayat pertama dalam Al Qur’an surat Al Ikhlash. Ahad yang artinya satu. Sebuah pernyataan bahwa ketunggalan Allah bersifat absolut. Ketunggalan yang bukan hasil dari penjumlahan apalagi peleburan. Allah adalah satu. Maka tak ada yang pantas ditawar untuk menyerupai, apalagi melebihi ketunggalan-Nya sebagai Yang Maha. Allah adalah pencipta dan pemilik peradaban. Allah menguasai yang nampak maupun yang tidak, yang hakiki maupun majazi, yang terarah maupun transisional, yang dekriptif maupun tak definitif. Alhasil, jika kemudian Allah disandingkan apalagi dikesampingkan oleh yang lain, pantaslah kemudian kita menjadi manusia-manusia yang merugi. Jika kita refleksikan nilai-nilai tauhid terhadap diri sendiri, seyogyanya kita lebih sering lagi dalam berbenah. Sebab terkadang di antara simpul-simpul kehidupan, kita mengesampingkan nilai-nilai tauhid tersebut yang justru seringnya membuat kita gamang dalam berdakwah. Maka tak heran jika sebagian dari kita

Malu

Betapapun fisik dan akal ini lelah, jika itu untuk suatu kemaslahatan, saya yakin Allah akan selalu menyelipkan beribu nikmat dan ketenangan tiada hingga di setiap kelelahan-kelelahan itu. Hari ini misalnya, ketika fisik saya rasanya sudah tidak mampu menopang ambisi akal saya untuk mobile dan mengerjakan banyak hal, kedua mata saya sayu dan suntuk, nafas saya bahkan sudah memburu hingga ketenangan ini sudah tidak lagi pada tempatnya. Fisik saya menuntut istirahat. Ia memberontak. Menjelang malam, entah bagaimana ceritanya, suatu kelompok tetiba membuat saya gemas dan ingin menangis, sebab untuk satu amalan baik saja susah sekali mencari sukarelawan. Saya ingin meluapkan kekesalan saya sejadi-jadinya. Lalu tetiba saya teringat Ummu Abdullah, seorang ibu dengan 6 orang putra dan bersuamikan seorang anggota legislatif Daerah Tingkat I dari Partai Keadilan. Membaca kisah-kisah beliau, saya merasa malu. Beliau hanya tidur 4-5 jam dalam sehari dan memulai semua aktivitasnya sejak

Pesan Cinta

Malam ini entah kenapa saya ingin membahas sedikit tentang masa muda saya. Yah setidaknya saya pernah merasa muda :D #eaaaa                                                        Mari sejenak bernostalgia. Beberapa waktu lalu, di hari bahagia saya, lagi-lagi saya mendapatkan sebuah pesan yang tidak terduga. Sebut saja itu pesan cinta (?). Jika biasanya pesan itu disampaikan melalui surat-surat yang sesungguhnya tidak sempat saya baca (dan saya pun enggan membacanya), kali ini pesan itu datang dengan cara dititipkan via whatsapp kepada salah satu adik tingkat saya di kampus. Sungguh, saya tidak paham lagi kemana harus menaruh muka saya ini. Saya malu. Sungguh-sungguh malu. Hmmmm pertama kali saya mendapatkan surat cinta, jika saya tidak salah ingat, adalah ketika saya masih duduk di bangku SMP. Saya lupa tepatnya kelas berapa. Waktu itu saya sering bertanya-tanya, kenapa orang-orang mau berepot-repot menulis panjang lebar menceritakan hal yang sesungguhnya tidak saya p

Nothing

Hai, nama saya Asih Purnamasari. 10 Muharram esok usia saya genap 22 tahun. Apa capaian terbesar saya di usia yang sudah tua ini? Nothing *sigh* Saya terlahir dari keluarga biasa dengan ritme fluktuatif yang luar biasa. Bapak saya dulu seorang pebisnis, namun dengan beberapa kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan dahulu, saya bersyukur bahwa kini Bapak memiliki sejarahnya sendiri yang mengajari saya banyak hal, termasuk pekerjaan Bapak kini sebagai seorang supir angkutan umum yang membuat saya belajar makna sebenarnya dari kata ikhlash dan syukur. Ummi saya tidak lulus SD. Ummi belum mampu membaca alfabet, bahkan membuat tulisan nama dan tanda tangannya sendiri saja baru dipelajarinya setelah saya memasuki bangku sekolah dasar. Namun yang akan selalu saya ingat, Ummi saya adalah seorang wanita yang luar biasa, yang darinya saya belajar tentang makna setia dan cinta tiada batas. Sejak kecil, saya dan adik-adik mendapatkan pola asuh dan didikan yang sangat keras dar