Hubby, setiap kali aku merindukanmu. Rasanya ada yang mengganjal di kerongkongan. Ada sesuatu yang keras, yang bagaimana entah menghentak-hentak di dada dan membuat air mataku mengalir deras. Keinginan untuk menuangkan rindu begitu kuat, kedua pundakku terlalu rapuh untuk menahannya. Aku mulai menerka, mungkin inilah konsekuensi dari hubungan pernikahan yang terpisah oleh jarak. Ada batas yang begitu jelas dalam menuangkan rasa dan gelisah. Ada batas-batas untuk bertukar cerita. Ada tanggung jawab untuk saling menjaga, bahkan dari rasa sepi yang menyelesap di hati. Hubby, aku merindukanmu...
Merekah di antara karunia, Lillah...