Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Penuhi Hak Kami (?)

Bismillaah Hari ini saya khususkan tulisan ini sebagai edisi curhat. Sekedar melepaskan kata-kata yang terlanjur tercekat di tenggorokan, tidak nyaman untuk dikeluarkan namun terlalu menyakitkan untuk ditahan. Ah, apalah daya seorang hamba? Saya lebih memilih mengurangi rasa sakit dibanding mempedulikan keseganan u_u Beberapa hari ini saya mulai sering mengintip layar laptop, menelusuri satu per satu status yang berseliweran di timeline facebook. Adakalanya potongan kotak itu saya acuhkan, tapi tak jarang juga saya perhatikan dengan seksama dan perlahan. Kawan, akhir-akhir ini saya merasakan gejolak yang luar biasa. Ada 2 topik besar yang memang tengah digandrungi masyarakat, yaitu terkait hasil Pilpres 2014 dan Solidaritas untuk Rakyat Palestina. Tak dinyana lagi, kedua topik ini memang punya pengaruh luar biasa, baik secara psikis, politik, dan lain sebagainya. Namun, maafkan saya, tulisan ini tidak dibuat untuk membahas tuntas informasi lengkap seputar topik2 ter

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali

Mujahadatun Nafs

MAKNA MUJAHADATUN NAFS SECARA ETIMOL OGIS Mujahadatun nafsi adalah susunan idhofah (kata majmu’) yang terdiri dari Mudlaf  (kata yang disandarkan) yaitu mujahadah, dan mudlaf ilahi (kata yang dijadikan sandaran) yaitu an-nafsi. Mujahadah menurut Ibnu Manzhur dalam Lisanul ‘Arab adalah: Menyapih jiwa dari syahwat dan melepaskan hati dari angan-angan rusak serta syahwat. Nafs dalam Bahasa Arab bermakna ruh, hati, hakikat, dzat sesuatu (Lisanul Arab), kebesaran, kesombongan, kebanggaan, obsesi, inti, dan harga diri. MAKNA MUJAHADATUN NAFS SECARA TERMINOLOGIS Memerangi jiwa yang selalu menyuruh berbuat buruk dengan cara memaksanya melakukan hal-hal yang berat, namun diperintahkan dalam syari’at (Dikutip dari At-Ta’rifat : 263 secara ringkas dan dengan sedikit perubahan). Ada pembagian lain mengenai jiwa sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Jurjani, yaitu jiwa nafs nabatiyah , nafs insaniyah , nathiqah dan lain sebagainya. Al-Munawi berkata, “Dinyatakan bahwa mujahad