Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Muhasabah Diri

Assalam mu'alaikum ^^ Kawan, apa kabar imanmu hari ini? Masih istiqomah kah? Dalam kepalaku ini sudah ada banyak hal yang ingin kuceritakan, mulai dari peristiwa menegangkan di kampus tadi pagi, rapat panitia Advance 2011 tadi siang, ifthar rutin tadi sore, pembinaan tahfidz ba'da maghrib, bahkan saat syukuran kecil di asrama dalam menyambut milad salah satu pengurus YPM Salman ITB barusan. Sayangnya, kantukku masih memberkas sampai kini. Masih lelah raga ini gara-gara kantuk yang kutahan penuh tadi malam. Tak bisa kubayangkan bagaimana sel-selku akan melakukan proses metabolismenya, masih seperti sedia kala kah atau sudah terengah-engah demi mencapai keadaan homeostatis. Tadi subuh saja suhu badanku meningkat cukup drastis, alasan yang cukup kuat untuk membuatku tidak bisa mengikuti shalat jemaah di mesjid meski jarak yang harus ditempuh ke sana tidak lebih dari 100 meter dari tempatku berbaring. Aih, lemah sekali T^T Kemarin itu menjadi pembelajaran yang

PROKM 2011, Awal Visi Dimulai...

Kampusku, rumahku.. Kampusku, negeriku.. Kampusku, kebebasanku... Kampusku, wahana kami... Di sana kami dibina Menjadi manusia dewasa Tapi kini apa yang terjadi? Ditindas semena-mena Berjuta rakyat menanti tanganmu Mereka lapar dan bau keringat Kusampaikan salam, salam perjuangan Kami semua cinta, cinta Indonesia... Masih ingat lirik lagu itu? Itulah lagu perjuangan pertama yang kudengar saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus ITB. Entah mengapa aku merasa seperti ada nuansa mistis saat nyanyiannya dikumandangkan. Aku tdak sedang menceritakan kisah hantu, kawan, jadi tenang saja. Rebahkan kembali bulu kudukmu dan rilekslah :P Waktu itu memasuki masa PROKM. Semua mahasiswa baru dikumpulkan dalam aula besar bernama Sabuga. Masih mengenakan seragam putih abu-abu serta tampang cupu, kami patuh saja mengikuti alur rangkaian kegiatan. Awalnya membosankan, acara diisi dengan pidato sepanjang hari, entah dari Rektor, Dekan, tamu istimewa, atau siapa

Ukhuwah

Assalam mu'alaikum ^^ Rasanya sudah lama sekali tak kuucap kata itu di setiap tulisanku. Yah, fokusku mulai jenuh sepertinya. Sampai-sampai salam saja menjauh dari ingatan dan kebiasaan. Hoalah, atau mungkin kah aku futhur lagi? Ya Rabb, sering sekali hamba-Mu ini mengiba... Ok, tak akan lama dan berbelit-belit. Cukup dengan ungkapkan isi hati dan terima hasilnya kemudian. Hasil apa ya? Eh? #gejekambuh Kawan, satu tahun sudah kulakoni hari sebagai mentee. Satu jiwa, satu rasa, begitulah aku menyebut kelompok mentoringku. Kami yang kuat, kami yang kompak, begitulah ingatan yang terus memberkas. Sama-sama mendalami ilmu agama, sama-sama memberanikan diri untuk berdakwah, dan sama-sama bergalau ria mengenai pasangan idaman #naon Kawan, terbayangkah olehmu bagaimana asyiknya memadu-padankan rasa? Sekelompok mentee yang beragam dengan mentor yang budiman. Kami ini tak selalu sama dalam berkarakter maupun merespon sekitar. Kadang kami mudah tersinggung satu sama la

Nikmat Subuh

Hari mulai berganti. Fajar mulai menyingsing di kejauhan timur sana. Kakiku terus menyusuri koridor-koridor kecil antar ruang untuk bergegas menuju tempat pendamaian jiwa, mesjidku yang nyaman dan menentramkan. Meski kesadaran ini masih separuh terasa, panggilan-Nya mengalahkan kantuk berat yang kutahan dari semalam. Wajahku menengadah ke langit subuh. Kupandangai satu persatu benda yang melayang di atas sana; ada segerombol awan yang menari-nari dan bergerak menjauhi langit selatan serta beberapa bintang yang berkelip lemah dengan jarak yang jauh terpsiah. Kuhirup udara subuh dalam-dalam. Segar sekali, bersih dan berbau harum. Sayangnya, hidungku yang terlanjur mengidap sinusitis tak mampu menahan dinginnya, ribuan tusukan jarum serasa menyerang hidung tanpa henti. Otakku berputar, pusing, pusing, pusing. Ya Rabb, baru kusadari bahwa ternyata betapa banyak dan berharganya nikmat-Mu. Bukan hanya tentang bagaimana kita bernafas, tetapi juga tentang bagaimana tubuh meres

Hijab

Terenyuh. Lagi. Kusisir setiap lembaran waktu melalui memori nostalgia yang melelahkan. Meski kemungkinannya hanya sedikit, namun harapku tak pernah henti untuk terus melacak jejak waktuku. Mungkin ada setitik, atau bahkan setumpuk dosa yang tidak sengaja terselip. Mungkin ada kataku yang melukai rasa, mungkin ada pandangku yang menghujat dan menghina, mungkin ada tingkahku yang tak bersahaja. Kukenakan jilbabku, kujaga pandangku. Tapi apalah daya? Aku hanyalah manusia biasa yang sering melupa. Lirikan semu mungkin tak berarti. Meski begitu, hati berubah menjadi dengki. Rasa akan terus mencengkeram iman, membuatnya penuh noda. Akhirnya, derita lah yang kini tertinggal. Tabiat mungkin membuang resah. Tapi adakah gunanya jika kubandingkan itu dengan kuasa-Mu? Ya Rabb, aliran darah ini bergejolak, menyumbat pembuluh nadi menuju jantung. Hatiku mengeras. Lapisan meninges mengelupas. Apakah masih ada massa untukku? Ranaku menggunung, tangisku tak berujung. Ya Ra

GAMAIS, Kped, Kolaborasi di Lembar Dakwah

Hari Minggu (10/02) menjadi sebuah hari yang panjang bagi beberapa kader GAMAIS. Pasalnya, pada hari itu untuk kesekian kalinya GAMAIS kembali diundang dalam rangkaian kegiatan yang diinisiasikan oleh Kampus Peduli. Untuk kali ini, Kampus Peduli mengajak GAMAIS ikut serta dalam kunjungan ke sebuah panti jompo bernama Panti Tresna Werdha yang terletak di daerah Ciparay, Bandung. Meskipun perjalanan ke panti memakan waktu cukup lama, alhamdulillah, hal tersebut tidak mengurungkan tekad para kader GAMAIS untuk tetap berdakwah di jalan Allah. Serta yang tak kalah penting adalah untuk tetap menjalin silaturahim antar sesama muslim di luar sana meski berbeda dalam hal usia maupun budaya. Sesuai dengan firman Allah Swt :  “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal…” (QS. Al-Hujjaraat : 13) Saling mengenal merupakan hal sederhana yang menautk

Rindu-ku

Kembali terenyuh, kembali bergetar... Ya Rabb, apa gerangan yang membuat hati ini merintih? Al Qur'an sudah di tangan, tak dibaca, hanya basah karena tetes air mata yang jatuh. Ya Rabb, bahkan ayatmu kuabaikan karena gelisahku ini. Apa dayaku? satu tahun lebih merantau di negeri orang. rindu sudah biasa, mengeluh pun tak apa. mandiri karena keinginan orang tua, itulah yang aku lakoni sekarang. bukan maksud untuk menyalahkan orang tua, tapi justru aku ingin berterima kasih pada mereka. sebab jika bukan karena kekeras kepalaan Bapak untuk membuatku mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mungkin kini nasibku sudah jauh berbeda, entah bekerja atau malah menikah dan pergi mengikuti suamiku. aku masih ingat bagaimana seringnya dulu aku cekcok dengan kedua orang tua. masalahnya sederhana, kehendak Bapak agar aku bisa kuliah itu sangat menggangguku. padahal keinginanku sejak dulu hanya satu, pergi mondok di pesantrenan dekat rumah. aku sudah menuruti keinginan Bapa

Yakin kah??

Assalam mu'alaikum... Sedikit coretan untuk malan ini, sebuah malam yang penuh makna. Baru saja selesai, sebuah pembinaan rutin yang diselenggarakan untuk para penghuni asrama putra dan putri Salman ITB. Pembinaan Akrimvis namanya. Kalau boleh jujur, aku juga bingung kenapa namanya bisa demikian 'nyentrik'. Mungkin benar, bahwa pencetusnya adalah Kak Akrim, salah satu pembina di asrama putra yang tergolong aktivis. Wajar saja jika mungkin beliau lah yang mengajukan pembinaan ini. Sesuai sekali dengan pembawaan beliau yang merupakan aktivis di ranah siyasi. Namun biarpun begitu, kanapa pula nama pembinaannya harus berubah menjadi Akrimvis? Hoalaaah...tak habis pikir. Tapi ya sudah lah, toh bukan itu yang ingin aku ceritakan kali ini hehe... Pembinaan kali ini sungguh bermakna. Kenapa demikian? Tentu saja bukan hanya karena pematerinya adalah Kak Dito, mentor pertama yang membuatku terkesima sejak menginjak GAMAIS. Bukan pula karena insiden bodoh itu, saat beliau

Olimpiade Al-Qur’an ITB 2013

Alquran, sebuah kitab suci yang banyak menyiratkan kisah dan petuah. Berasal dari ayat-ayat Allah yang mana di dalamnya terkandung arahan untuk menusia guna menjadi insan yang budiman, sehingga dengan demikian akan didapatkan jalan tempuh penuh berkah menuju surga-Nya. Tidak sekedar peringatan yang memberikan fakta nyata, alquran pun menawarkan keteduhan melalui bahasanya yang mengalir indah. “Katakanlah: Ruhul Qudus menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (Qs. An-Nahl: 102) Pembelajaran alquran selalu dapat membentuk lingkungan yang kondusif. Alquran mampu mencetak pribadi-pribadi yang berkarakter, cerdas, berakhlak baik, sehat, cakap, kreatif, inovatif, serta kompetensi-kompetensi lain yang menjadikan pembacanya berprestasi dan mandiri. Karena asas kebermanfaatannya yang tinggi itu, maka dilakukanlah upaya-upaya guna melestarikan