Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Malam 28 Januari 2016

Terkadang mata ini buta Akal pun membeku Meraba tidak mampu Mencoba menerka hanya menambah resah Sekali saja, Ingin saya sampaikan berita duka Namun kekhawatiran itu terlalu besar Bukan takut saya salah Melainkan takut bahwa ternyata saya benar Pyrostegia venusta Menjalar rapi di tepian pagar Penuh angkuh lagi kesombongan Manalah paham ia akan kegundahan ini Menengok barang sebentar saja ia tak sudi Lalu, pada siapa lagi dapat saya adukan segala gundah? Jika langit pun memilih diam dan bisu Sedang hati kian bergemuruh dan iman kian luruh

Angin to Senja

TOMORROW FOR YESTERDAY "Ini bukan masalah mereka memahami kita, tapi bagaimana kita memahami mereka. Keseimbangan itu, dan impianmu hanya akan terwujud bila hatimu bisa menyatu bersama kebodohan mereka. Memahaminya dan memperbaikinya. Bukankah begitu? Bukankah itu yang kau ajarkan padaku saat pertama kali kamu memahamiku. Dan memperbaiki pemahamanku. Percayalah, saat ini kau tidak perlu takut. Biarkan aku yang menggantikanmu memahami mereka. Karena aku memahamimu. Seperti halnya angin yang memahami senja." *** Sebenernya saya bingung harus mengartikan tulisan ini seperti apa. Tapi saya suka bahasanya, mantap (y) Terima kasih banyak! Lanjut terus karyanya ^^

Belajar Sepeda Motor

24 Januari 2016. Ini hari pertama saya belajar mengendarai sepeda motor. Awalnya kaget dan, uh , ngerasa sangat enggak pede. Tapi setelah dicoba, plus liat sang instruktor Sofi dengan pembawaannya yang santai, saya berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa saya insyallah bisa. Walaupun ada beberapa warga sekitar komplek yang sempat menonton dan menertawakan, bahkan ada juga yang sampai ikut mengajari, jalanan komplek di sana sebenarnya cukup sepi. Saya enggak engeuh nama komplek tersebut apa ( as always -_-), tapi saya senang belajar di sana hehe. Next time , performa saya harus lebih bagus dibanding ini. Bismillah, insyallah bisa! ^^

Satu Lagi

Setiap wanita menyimpan rumahnya dalam hati mereka Baik ketika hidup di tenda kecil yang dibangun di padang pasir atau di gunung-gunung maupun gedung-gedung dan istana Di rumah atau di belakang dusun Tersesat atau tak ada harapan Pendatang atau pengembara Tawanan atau terantai Kepala yang bermahkota atau kaki yang terbelenggu Tiada bedanya Setiap ruang wanita penuh dengan kesunyian Kekuatan dahsyat untuk membangun ruangan itu akan terus menyelimuti sekitarnya bahkan sampai mereka mati dan tulang-tulang menjadi tanah Karena wanita adalah bumi Wanita adalah dunia Kehidupan bukan hanya tempat melahirkan, tapi juga tempat mereka dikubur. Mereka berhati lembut layaknya serbuk bunga atau orang yang melakukan kebaikan dengan rendah hati, seperti tangan yang tekun atau lembut selembut bulu burung. Kekuatan wanita seperti kekuatan gaib yang menopang dunia Semua hal ini tak tertulis di buku legenda Hidup ditemani dengan air, sabun, dan tungku, bukan dengan pedang.

Ombak

Terkadang, ada ombak yang bergulung-gulung di hatimu. Ia ingin memuntahkan seluruh isi lautan. Tetapi tak lama berselang, ombak itu kembali merunduk. Mengapa demikian? Bukan, bukan lantas ia berhenti dan laut menjadi tenang. Sama sekali bukan. Ombak itu hanya merunduk di tepian terjauh hatimu. Lihatlah, di tengah lautan, ia kembali mengumpulkan kekuatan, untuk menciptakan selembar ombak yang jauh lebih besar. Ombak

Tak Perlu

Tak perlu kau curah rembaskan segala rasa itu, sebab semua sudah terpatri jelas sejak kupandang kedua bola matamu... Ummi, Thank you for being YOU

Kau

Apakah bisa kau tutup langit dengan telapak tanganmu? Jika iya, coba saja! Saudari, mungkin seperti itulah makna dari persaudaraan. Ketika kita mencoba menutup rasa kasih sayang di antara, meski sekuat tenaga dicoba, rasa itu tetap menyembul-nyembul di dada. Kau tahu kenapa? Sebab rasa kasih sayang itu jauh lebih luas dibanding pemahaman manusia itu sendiri. Aku tak pernah paham mengapa hingga kini kau masih begitu bercampur dalam banyak sisi kehidupanku. Tetapi itulah dirimu. Itulah engkau, saudariku.

Assalamu’alaikum, Cinta

Di dalam segenap rasa, kadang kita tidak pernah benar-benar bisa menduga, bagaimana takdir membawa rasa ini. Tuhan anugerahkan kita perasaan cinta, lalu perlahan kita belajar menerima. Kekasih, andailah kata engkau adalah debar, maka aku jantungnya. Cinta tidak pernah melemahkan. Ia tumbuh menguatkan. Cinta bukan sekedar peristiwa melankolik yang membuat kita menangis atau meratapi jalannya, tapi cinta membuat kita kokoh berdiri menyongsong anugerah Tuhan. Seperti debar dan jantung, mereka bersatu menantang sunyi. Mereka hidup, tidak lemah maupun sok kuat, tapi terus teguh menghadapi kehidupan. Tidak, Tuhan tidak memerintahkan kita pandai membuat puisi untuk cinta. Sebab jika benar demikian, bagaimanalah nasib mereka yang tidak pandai merangkai kata-kata indah? Tidak, Tuhan tidak memerintahkan kita pandai memilih yang sempurna. Sebab jika benar demikian, mungkin saja setiap orang akan berakhir dengan memilih hidup sendiri. Sumber Cinta, kau ada bukan untuk dip