Di
dalam segenap rasa, kadang kita tidak pernah benar-benar bisa menduga,
bagaimana takdir membawa rasa ini. Tuhan anugerahkan kita perasaan cinta, lalu
perlahan kita belajar menerima.
Kekasih,
andailah kata engkau adalah debar, maka aku jantungnya.
Cinta
tidak pernah melemahkan. Ia tumbuh menguatkan. Cinta bukan sekedar peristiwa
melankolik yang membuat kita menangis atau meratapi jalannya, tapi cinta
membuat kita kokoh berdiri menyongsong anugerah Tuhan. Seperti debar dan
jantung, mereka bersatu menantang sunyi. Mereka hidup, tidak lemah maupun sok
kuat, tapi terus teguh menghadapi kehidupan.
Tidak,
Tuhan tidak memerintahkan kita pandai membuat puisi untuk cinta. Sebab jika benar
demikian, bagaimanalah nasib mereka yang tidak pandai merangkai kata-kata
indah?
Tidak,
Tuhan tidak memerintahkan kita pandai memilih yang sempurna. Sebab jika benar
demikian, mungkin saja setiap orang akan berakhir dengan memilih hidup sendiri.
![]() |
Sumber |
Cinta
yang mampu membuat mata terbuka, melihat dengan cahaya. Cinta yang membuat
telinga mampu mendengar, meski dua insan nampak diam tak bercakap. Cinta yang
mampu menggetarkan dada, menyebabkan beriak di permukaan-permukaannya yang sunyi.
Oh
cinta, dalam kebesaran-Nya, hadirlah di setiap relung jiwaku. Isi ia dengan
keindahan sabar dan syukur. Sebab tanpanya, mungkin tak akan mampulah aku
kendalikan engkau.
Cinta,
aku ingin mencintaimu dalam damai. Mencintaimu tanpa rasa pamrih. Mencintaimu dalam
doa dan harapanku.
Jika
kelak tak kau temui aku, carilah aku di taman-taman surga. Mungkin Tuhan
gariskan pertemuan kita di sana. Sapalah aku dengan senyum. Ingatkan aku, bahwa
aku pernah bahagia memilikimu dalam harap.
Comments
Post a Comment