Hampir genap dua bulan. Setiap hari kepala saya dipenuhi pertanyaan, hari ini saya mau mempersiapkan apa, esok saya bisa apa, hei tahun depan masih bisa aktif nulis tidak ya. Aneh sih memang, tapi itulah saya. Saya yang penuh kegelisahan, bahkan hingga ke perkara-perkara kecil. Tidak perlu ditanya berapa buku yang sudah saya habiskan demi mengatasi kegelisahan saya ini, atau usaha saya untuk sekadar mengalihkan fokus sesaat. Ya Allah, kapan ini akan benar-benar berakhir? Batin saya. Rasanya baru kemarin ketika saya masih menjadi Asih ‘Si Bengal’. Ya, saya ini salah seorang anak yang ‘hiperaktif’ bahkan sejak di sekolah dasar. Teman bermain saya banyak, begitupun teman bertengkar. Jangankan anak perempuan, anak lelakipun pernah bergulat dengan saya. Hanya karena saya adalah anak yang paling berprestasi, atau karena diseganinya orangtua saya, guru-guru tidak ada yang berani membentak atau sekadar memberikan surat peringatan kepada saya di sekolah. Di setiap seremoni kenaik
Merekah di antara karunia, Lillah...