Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Kisah Cinta Fathimah dan Ali (radhiyallahu 'anhuma)

*reblog* Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut ci

Sungguh, Kesedihan Itu Bukan Hanya Milikmu

Kadang di tengah hiruk pikuk sebuah area, beberapa kali kau akan bersitatap dengan mereka yang tertunduk lesu lagi kuyu. Pundak mereka jatuh sangat rendah, seolah ada beban sekian ton yang tersampir di kedua pundak, enggan berpindah dari tampungannya yang nyaman. Pandangan mereka menerawang jauh. Entah apa yang mampir di depan, tak ada kebutuhan untuk menatapnya lamat-lamat. Napas, oh, napas, semakin mengisi di rongga paru rasanya justru semakin membuat sesak. Ya Tuhan, mengapa hidup begitu berat? Lalu mereka mendesah. Lagi. Sungguh kasihan melihat payah yang kian mendera. Di kejauhan nampak seorang pria mengelus dada. Rupanya sebelum ini seorang wanita dengan lembut menolak cintanya. Merasa cinta yang tertanam begitu dalam, pria itu gelagapan, tiba-tiba keramaian baginya menjadi sebuah sunyi tiada arti. Ya Tuhan, bukankah mencinta itu adalah anugerah?  batinnya. Ia lupa, sungguh lupa, cinta hakiki hanya pantas disandang ketika bertandang untuk-Nya, tiada yang lain, apalagi un

Suluk

Wong kas ingkang sampun makolih Hakul yakin tingale pan nyata Sarta lan sapatemone Pan sampun sirna luluh Tetebenge jagat puniki Kabotan katingalan Ing wardayanipun Anging jatine Sanghyang Suksma Datan pegat anjenengaken mangkyeki Kang ketung mung Pangeran Sapolahe dadi pangabekti Salat daim pan datan wangenan Pan ora pesti wektune pan ora salat wulu Tan pegat ing ulat liring Madhep maring Hyang Suksma Salir kang kadulu Andulu jatining tunggal Jroning bekti miwah sajabaning bekti Sampun anunggal tinggal Adalah manusia istimewa yang telah sampai kepada kebenaran sejati Pandangan hatinya menjadi bening begitu ia berhadapan dengan Tuhan Luluh lebur segala tabir dunia Pandangannya larut dalam kebesaran Tuhan-nya Tak putus menyebut nama-Nya Baginya yang ada hanyalah Allah Semua geraknya menjadi sembah Salat jiwanya tegak sepanjang waktu Bahkan ketika raganya dalam keadaan tak suci Mata hatinya tak putus memandang Allah Kenya

(Masih) Clementine

Sampai detik ini, sosok Clementine itu masih jelas terpampang di depan mata, membentuk sintesa fatamorgana tunggal untukku. Kapan pertama kali ia melebur ke dalam ingatan, akupun tak tahu pasti. Hanya saja, dada ini sesak setiap kali ingat dan mengharapkannya kembali mengiringi setiap langkah kakiku yang gontai. Ya Tuhan, sejengkalpun aku tak pernah lupa paras cantiknya, matanya yang cokelat dan berbinar, kecerdasannya dalam berdialektika, caranya melangkah yang menyiratkan keanggunan dan kepastian, serta tawanya yang selalu terdengar renyah dan membuat hati nyaman. Setidaknya, ada satu kebiasaanya yang kini enggan menjauh dariku. Aku suka menulis puisi sambil bersenandung lembut, hal yang dulu sangat disukainya setiap kali kami melakukan kunjungan ke rumah Bibi. Setelah selesai, kemudian melipat kertas-kertas puisi itu dan menyimpannya rapi, jauh dari jangkauan orang lain. Aku tahu persis bagaimana rasanya hati terguncang jika ada teman atau orang-orang di sekitar yang mencoba

Clementine

Clementine , semacam perpaduan kemurahan dan kebaikan hati Mengisi kekosongan dan menebar harapan Tak pernah enggan menyampaikan salam dan kehangatan Berpusar di antara cinta dan tawa Clementine , beriring menyamai rapi setiap jengkal purnama Memberikan sentuhan syahdu di setiap malam-malam yang berlalu Mengintip di balik rindu Menjadi tameng kala gerimis bergemericik menghardik hati-hati tak bertuan Bagi seorang  Clementine , hidup tak pernah singkat. Meski esok raga enggan terbangun, asalkan seseorang tersenyum karenanya, maka hidup menjadi sebuah berkah. Apalah artinya berlimpah, jika sebuah kurang lebih mampu memaknai kata cukup?