Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Maaf

Untuk semua salah yang terlanjur dibuat, maaf. untuk semua masalah yang terlanjur diperbesar, maaf. untuk kealfaanku sedari awal, maaf. untuk memaksakan ukhuwah tetap erat, maaf. sungguh, aku mendengarkan setiap kata yang sudah terlanjur engkau ucapkan. bahkan kata2 itu kuresapi sedapat mungkin. hingga akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa hatimu sudah tidak dapat lagi berdamai dengannya. obsesi, apa yang salah dengannya? aku hanya tau, bahwa obsesi adalah fitrah. adakah salah bagi orang2 yang terlanjur menanam obsesi itu di kedalaman hatinya? mungkin obsesi bagimu adalah candu yang akan membakar tali jalan dakwah dan menghantam bagai badai ke seluruh penghuninya tapi percayalah, Allaah menganugerahkan kemampuan dan nalarmu untuk serta merta mengendalikan setiap obsesi itu hingga ia berbuah motivasi dan tekad keras untuk berkarya sekali lagi, kau dan aku tak pernah benar2 berbeda kita hanya bertumpu pada dua definisi dalam kata dan kau

Biar

Maafkan aku, seberapa besar pun aku coba, aku masih tetap tidak merasakannya. aku tidak bisa sepertimu, yang terlanjur bermimpi besar di sini. aku masih naif, kawan. dari dulu, aku hanya mengharapkan kenyamanan berkawan dengan kalian. tidak lebih. dan kini, ketika ukhuwah ini mulai diuji, kau masih berdiri kokoh dengan mimpi besarmu itu. sedang aku? aku hanya goyah, gentar, takut sebelum maju menghadapi. kawan, sosokmu begitu istimewa. dan jujur saja, akan selalu ada sekeping simpati yang terselip untukmu, meski kau tak pernah tahu. namun biarlah, biarlah ujian ini menerpa karena sejatinya dia ada untuk membuatmu semakin tegak berdiri ya, tegak berdiri...

Sebingkai Memori

Saat-saat melankolis, aku menikmatinya. menerawang jauh sambil mendengarkan playlist murratal serta harmoni musik klasik. Yah, melankolis yang akhirnya membuat debaran jantungku tak karuan, entah sedih, marah, kesal, atau justru bahagia... kata orang, kesedihan itu mudah dilupa. jarang ada orang yang benar2 menampakkan kesedihan di depan orang lain, hingga akhirnya kesedihan itu perlahan memudar hilang tak berbekas. dan tralalala...kau akan membuat dirimu dikenal banyak orang sebagai pribadi ceria pembuat tawa. (Ah, hei nona, kau berbicara tentang orang lain atau dirimu sendiri? -,- ) aku sedang duduk manis di depan laptop di lantai 4 ini sambil sesekali melongok ke luar jendela. di sana matahari sangat terang, cerah, indah, merona. meski hanya bisa dibayangkan, kupikir berkas matahari itu akan terasa hangat begitu menyentuh kulitku. ya, meski hanya bisa dibayangkan... sedikit mengingat kembali masa lampau. atau bahasa kerennya apa ya? bermuhasabah? eh? terbayangkan

(Bukan) Wacana

Wacana, hidup memang penuh dengan wacana. meski sudah sekian kali diupayakan untuk terealisasi, nampaknya wacana memang akan selalu ada dan memadati sebagian besar waktuku. Hmm.... Tahun ini merupakan sejarah bagiku, sebab baru kali ini aku benar2 serius menggeluti dunia maya demi mencari2 informasi seputar beasiswa luar negeri. Setiap hari. ya, setiap hari mencari detail program, persyaratannya, menyusun proposal, bahkan tak tanggung2 mendownload mp3 pelajaran bahasa inggris untuk meningkatkan skill . hingga yang tertinggal di dalamnya mengerucut pada satu hal, berdoa agar Dia meridhai dan memudahkan jalanku. Uh, guys, aku bersyukur karena Allaah melarangku untuk memperbanyak berkeluh. "Tingkatkan kerja keras, karena dengan demikian semua tujuanmu akan lebih mudah dicapai" nasehat salah seorang senior. Sejenak fokuskan kembali pada mimpi itu. tidak perlu memikirkan kesusahan dan hambatan2nya, tapi pikirkanlah segala hal yang sudah kau persiapkan. jika mimpi itu

Berkeluh (Lagi)

Dan ketika diri semakin dalam tertarik, rasanya tak ada lagi yang bisa dilepas selain keluh kesah pada-Nya Apakah ini sudah jalan-Nya? Apakah lagi2 harus aku yang ikhlas? sungguh, hanya Dia yang menentukan

Bahagia itu Sederhana

Sederhana, cukup dengan melihat persaudaraan itu terjalin erat rasanya tak ada lagi yang akan kuminta yah, kau tau? bahagia punya caranya sendiri untuk pancarkan diri :) salam hangat selalu, wahai saudara seperjuangan sahabat dalam bara

Tiba-Tiba

"Pak, saya punya mimpi untuk melanjutkan kuliah S2 di Manchester University sambil membawa isteri. Menurut Bapak, apakah saya mampu menghidupi dan membahagiakan isteri saya dengan kondisi tunjangan beasiswa demikian?" Tanya salah seorang peserta saat mabit ITB SC berlangsung. Sontak saja seluruh peserta dan panitia yang hadir tertawa begitu derasnya, tak terkecuali aku. O Allaah, sepintas saja, aku mengaguminya. terkagum karena betapa mantapnya saat ia mengeluarkan pertanyaan itu, kagum karena betapa luesnya ia memikirkan masa depan bersama, ia dan isteri. sedangkan aku? *sigh berbicara tentang masa depan (dalam hal ini berpasangan), entah mengapa baru kali ini rasanya aku ingin memikirkannya dengan sungguh-sungguh. semalam, bahkan aku mulai berpikir untuk mempercepat prosesnya, entah karena intervensi pertanyaan itu atau memang keinginan itu tiba2 muncul secara mantap dalam diri. ah, aku tak tau! batasan. ya, lagi2 batasan. aku terpuruk dengan pemikiranku sen

Antara Kau dan Aku

Kembali dengan topik yang sama. perbincangan kita sungguh2 mendalam, kawan. ketika kita berbicara tentang amanah dan masa depan, semua itu tak akan pernah lepas dari kondisi iman serta karakter masing2 pribadi. dan akhirnya ketika semangat meletup membanjiri, kondisi emosional bak air laut yang terinduksi gelombang pusar.   kau dan aku, tak pernah benar2 berbeda. dengan tujuan yang sama, kita mencoba menganalisis kondisi serta berusaha menafsirkan metode dan teknik untuk mendapatkan capaian yang memuaskan. visimu besar, begitupun denganku. hanya saja kita terlanjur mengambil sudut pandang dengan kadar emosional bersebrangan. tapi ingatlah selalu, kita tak pernah benar2 berbeda.    

Eropa, Eropa, Eropa

Pernahkah kau merasakan bahwa batas2 ruang dan waktu ini kian membuatmu gerah? pernahkah ada letupan yang membuncah dalam dadamu, hingga terkadang kau berpikir bahwa kau tak bisa benar2 menahan keinginan yg terus menuntut usaha dan waktu? Oh, guys, serasa meledak otakku!   Sejujurnya, 'ledakan' ini sudah dimulai sejak enam tahun lamanya. diinduksi oleh pemaparan guruku tentang masa depan ditambah buku2 karya Andrea Hirata yang terlanjur tercetak di media massa, ah, Eropa terasa kian dekat.   Eropa, Eropa, Eropa, satu-satunya benua yang tidak memiliki wilayah gurun *terus? terlalu sering kubayangkan, saat kaki ini menginjak tanah Eropa, bertandang di Colloseum Italia, menara Pisa, menara Eiffel Prancis, bertemu rusa dan beruang kutub, menyaksikan secara langsung koloni2 bunga Lily dan pohon maple di sana, atau merasakan harumnya pohon ek yang begitu khas dan menyegarkan.   Yah, sudah terlanjur diputuskan! 2018, in syaa Allaah kaki ini akan bertandang di t

Mencoba Bijaksana

Mungkin pernah sesekali kita mengeluh, mendapati bahwa diri begitu terbatas, atau mempertanyakan bagaimana mungkin orang-orang 'memaksa' kita mengembangkan potensi secara ekspansif. hanya saja, kebijaksanaan kita terlihat dari bagaimana kita menyikapinya, mewujudkannya dalam bentuk bayang yang tersimpan dalam pikiran. Pamanku, adalah salah satu fondasi yang membentukku menjadi pribadi yang rajin 'berkaca'. beliau begitu piawai dalam mengolah rasa, menjadikan setiap hal yang terjadi di sekitar layaknya lotre berhadiahkan milyaran. Pernahkan kau tau bagaimana rasanya ketika setiap perwujudan ujian menjadi begitu menarik untuk ditekuni? Sungguh, itu hanya satu bagian kecil dari sekian banyak yang aku pelajari dari pamanku :D atau kau mau tahu bagaimana rasanya mempunyai orang tua, ayah dan ibu, dengan karakter yang sangat berbeda? oh guys, aku mengalaminya :D ibuku sangat tegas, logis dan koleris. setiap kali menemukan satu kesalahan yang terjadi di antara

#Memoria1

Dari meniti hati hingga mengatur usia senja harapan, cita, cinta segalanya berkelumit bagai untaian benang tak berujung melayang menemani setiap jengkal kita bersama beradu, berdenting mengiringi jarum jam yang terus berputar Cinta ini, tak perlu diminta lagi karena sejak dulu dia sudah terbagi bukan sekedar untukmu, melainkan juga untuknya #Apo11oundercover

"Batu"

Bahkan di tengah gurun Angin berhembus kencang taburkan pasir berintik Sebuah tanda tanya besar, Mengapa masih saja kaki ini kokoh melangkah, melawan? Mengapa tak ikuti saja arah hembusnya?