Mungkin pernah sesekali kita mengeluh, mendapati bahwa diri begitu terbatas, atau mempertanyakan bagaimana mungkin orang-orang 'memaksa' kita mengembangkan potensi secara ekspansif. hanya saja, kebijaksanaan kita terlihat dari bagaimana kita menyikapinya, mewujudkannya dalam bentuk bayang yang tersimpan dalam pikiran.
Pamanku, adalah salah satu fondasi yang membentukku menjadi pribadi yang rajin 'berkaca'. beliau begitu piawai dalam mengolah rasa, menjadikan setiap hal yang terjadi di sekitar layaknya lotre berhadiahkan milyaran.
Pernahkan kau tau bagaimana rasanya ketika setiap perwujudan ujian menjadi begitu menarik untuk ditekuni? Sungguh, itu hanya satu bagian kecil dari sekian banyak yang aku pelajari dari pamanku :D
atau kau mau tahu bagaimana rasanya mempunyai orang tua, ayah dan ibu, dengan karakter yang sangat berbeda?
oh guys, aku mengalaminya :D
ibuku sangat tegas, logis dan koleris. setiap kali menemukan satu kesalahan yang terjadi di antara kami, sejurus kemudian beliau akan menegur kami dengan variasi teguran yang tak dapat terhitung. lucunya, setiap tegurannya itu berhasil membuatku jera.
sedangkan ayahku, tipikal penghibur yang terakreditasi sudah eksistensinya di kalangan warga (ceilah). tak pernah serius, selalu suka mengeksploitasi orang untuk tertawa, itulah ayahku.
kemudian kadang aku bertanya-tanya, bagaimana kronologisnya hingga Allaah berkehendak mempertemukan ayah dan ibuku?
karena tak bisa dibayangkan, dua matriks kutub dalam satu ruang *halah
but, He has desired. And that was the final destiny.
Aku patut bersyukur. sebab dengannya mereka mengajarkanku begitu banyak hal, tentang arti saling melengkapi, kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan, segalanya.
"you may never know about the result.
but in the whole of your life, you could try to change every worst thing to be the better one."
Comments
Post a Comment