Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

One Step to be a Great!

"Tam, mau ke mana?" Seseorang memanggil. "Teh Tamara kok sendiri?" di hari yang lain seorang adik menyapa ramah. "Tamaraaa...ikut dong di acara besok, jadi panitia ya?" seorang kakak tingkat bertanya via medsos. "Tam Tam, liat fotomu! Haha" -____-" [Sedikit frasa tentang 'Tamara'] "Hai, nama saya Tamara. Saya berasal dari jurusan Tambang angkatan 2010, hobinya ngemil permen Tamarin" adalah gaya perkenalan yang biasa saya lontarkan kepada orang2 yang baru saya kenal. Tidak tahu diri memang. Pembohongan? sudah tentu. Tanggapan audiens beragam; beberapa percaya saja, beberapa memasang mimik tidak percaya meski memilih tetap diam, beberapa spontan terpekik dan bertanya acak "Masa?" "Kok bisa?" "Pake lotion apa, Teh?" "Jarang ke lapangan ya" "Kenal dengan 'fulan' gak, Teh?". Balasan saya? Hehe, cukup pasang muka innocent dan tertawa geli.

Kalut

"Peringatan Dini Tsunami di MALUT, SULUT, GORONTALO, MALUKU, PAPUABAR, Gempa Mag : 7.3 SR, 15-Nov-14 09:31:40 WIB, Lok : 1.94 LU, 126.50 BT, Kdlmn: 10 Km : BMKG" Pesan tersebut baru saja kudapatkan dari adik kelasku di SMA. Seperti tersandung batu besar lalu jatuh tersungkur di kedalaman palung. O Allah, beginikah rasa takut itu? Semalam aku bermimpi tentang keluargaku. Entah bagaimana bermula, kedua adikku, Abdullah dan Sahid mendapati luka yang cukup serius. Aku yang panik hanya bisa menangis dan membopong mereka ke klinik terdekat. Meski tubuh mereka jelas lebih besar dariku, tekad dan rasa kasih mengalahkan beban siksa yang tertumpu di punggung. Langit gelap, pun rintik hujan tak mau urung. Jalanan di sekitar basah dan berlumpur, tak tergambar pula dalam mimpi di mana gerangan tepatnya letak rumahku. Aku hanya berpikir "Adikku, betahanlah!" Rasa panik yang begitu mendera, hingga kudapatkan orientasiku benar-benar hilang. Adikku merengek menangis, sedangkan

Dilema

Saya sudah merasakan keresahan ini sejak pertama kali terbersit kata 'regenerasi' di dalam kepala. Beberapa hari saya susah tidur, semua fokus benar2 kabur. "Sih, draft TA pekan ini sudah jadi?" Tetiba pertanyaan itu membuat saya terguncang. Sontak saya melihat 'To Do List' dan baru sadar bahwa saya telah melalaikan sekian agenda dalam satu pekan. Astaghfirullaah ! "Kapan mau mulai fokus TA? Gak capek tuh otak ngurusin hal2 di luar terus? Katanya mau ke Denmark?" Tegur sahabat saya. In syaa Allaah, Ukh, saya sudah berazzam untuk ke sana :') Bicara soal regenerasi, saya benar2 gemas dan merasakan ambisi yang begitu besar. Teramat ingin dalam diri saya bahwa tahun depan akan muncul penerus2 Gamais yang punya kapabilitas, loyalitas dan kedisiplinan yang tinggi. Kader2 Eksternal yang mampu bergerak tanpa harus menunggu komando, mengerti kondisi lapangan dengan segala aspeknya dan menemukan jalan dakwah di setiap pergerakan yang mere

Liku Tandang

Tidak seperti biasanya, malam itu tak kuasa kulihat gemerlap lampu malam di sekitar. Pun kamu, di depanku, sudah terdiam sejak tadi. Aku merasakan badanku gemetar, tepukan telapak tangan yang menyentuh pundakmu pun tak mampu membendung resah yang benar2 mendera. Sungguh, aku merasa payah. Kupaksakan kedua mata menatap lurus ke depan. Di sana, kulihat dua sosok laki-laki berbonceng sepeda motor sambil terus awas melindungi. Sesekali mereka memalingkan muka ke arahku dan kamu, "Tenang, tidak akan terjadi apa2" begitu pancaran kalimat yang kutangkap. Masih sama seperti sebelumnya, mereka tersenyum teduh. Kutengok ke belakang. Ada lagi sesosok laki-laki yang sejak tadi juga ikut mengawasi, gerakannya lugas dan sesekali dia lesatkan sepeda motor ke samping kami. Dia masih sangat muda, dua tingkat di bawahku. Namun hari itu, aku merasakan kehadirannya sebagai kakak dan penjaga. Terima kasih , kataku dalam hati. Tanpa sadar, malam itu aku menangis. Aku merasakan perutk

Being Ignorance (Part 2)

Beberapa waktu lalu, saya mendapati Sahid, adik saya mengeluh karena kurangnya pasokan air di rumah. Maklum, akhir2 ini cuaca tidak menentu dan hujan pun sudah lama tidak menemani keseharian Babakan. Padahal jika diingat lagi, pasokan air di desa saya sebagian besar berasal dari sumur2 galian. Jika hujan tidak turun, maka sumur2 itu akan kering. Pun saat masih menyisakan air, biasanya air itu akan memiliki kekeruhan yang tinggi dan berbau besi. Saya sudah melakukan  browsing  tentang sistem sanitasi yang baik bagi pedesaan. Sudah saya pelajari pula melalui dokumentasi dan pendataan sanitasi di Dinkes Bandung. Dari pengamatan saya, memang kekurangan yang dimiliki Babakan adalah tidak tersedianya sistem penampungan air dan pembuangan limbah; entah limbah bekas cucian, mandi, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan air hujan yang deras hanya mengalir ke sungai-sungai, sedangkan sungai di desa sudah terbiasa dijadikan tempat pembuangan limbah. Yah begitulah, air jernih yang sehar

Being Ignorance (Part 1)

Di tengah padatnya rutinitas kampus dan pasca kampus, izinkan saya menyisihkan sebagian benang kusut yang sudah sekian lama tertanam di dalam kepala. Karena bisa jadi, setelah ini seuntai benang itu akan tersulam menjadi sebingkai sulaman indah nan layak dipajang. Saya, mulai terbiasa berjalan sambil memikirkan banyak hal. Di dalam kepala ini, tidak pernah sedetik pun terhenti kelebat rencana yang diam2 hampir membuat saya gila. Terkadang bahkan saya mulai meracau sendiri. Saya berdoa semoga ini bukan merupakan salah satu gejala kelainan mental yang diam2 hinggap dalam diri saya. Pun dalam diri berdoa, semoga ini bukan pertanda bahwa saya telah mengalami depresi luar biasa. Di dalam tas saya, ada banyak coretan yang entah kenapa bukan merupakan bagian dari catatan perkuliahan. Setelah saya baca, ternyata itu merupakan 'To Do List' yang biasa saya tulis sehari2. Cerobohnya saya, kertas2 itu tidak pernah saya buang. Saya berharap suatu hari nanti saya bisa memb