Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Tentang Pola Hidup

Hai, bagaimana kabarmu? Omong-omong, sepagian ini, saya sedang menikmati potongan buah melon. Perut saya cukup lapar setelah melewati 3 putaran lapangan Saraga ITB (padahal hampir 3/4 putarannya saya jalan pelan wkwkwk). Saya sengaja menyiapkan bekal buah. Hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Untuk apa? Tentu saja, untuk memperbaiki pola hidup saya yang belakangan mulai sulit terkontrol (katanya). Sumber Apakah terasa ada perubahan? Haha tentu saja belum nampak signifikan. Malah selepas lari tadi, saya mengalami mual hebat. Begitu kaki menginjak gedung kayu lantai 2, sekonyong-konyong saya berlari menuju westafel. Ya, perut saya nampaknya ingin mengeluarkan seluruh isinya. Lalu perbekalan buah itu, cukup menetralisir lidah saya yang rasanya bagaimana entah. Benar ya informasi yang saya baca dari berbagai sumber? Seringnya ketika saraf mengalami tegangan, di dalam kepala mulai terasa gejolak hebat, bisa jadi itulah kondisi di mana di dalam tubuhmu sedang di

Untitled

Sumber   Bismillah... Lillah...

Monolog Haidir (2)

Ilustrasi  Hai, bagaimana kabar angin pagi ini? Kau tahu, ketika menulis bait demi bait puisi tadi pagi, aku teringat kembali. Rasanya sudah lama ketika rasa percaya diriku hilang, berganti dengan ragu dan kecamuk yang mengkerat di dalam kepala. Aku mulai lupa bagaimana indahnya menikmati cahaya mentari pagi, apalagi suara angin yang mengendus dedaunan balkon asrama lantai 2 itu. Oh, ada apakah gerangan sebenarnya? Aku mencari setitik inspirasi di dalam tulisan. Tapi kemudian tiba-tiba kantung mataku terasa penuh. Sembari menelusuri ukiran pensil dan kertas yang kupegang, tidak terasa air mataku mengalir dan aku mulai kehilangan gairah untuk kembali menghadapkan perhatian pada puisi-puisi itu. Kesal dengan apa entah, aku merobek kertas lalu melempar pensil ke seberang jendela. Katakan padaku, bagian mana dari seluruh perjalanan yang kutempuh selama ini, yang telah membuatku linglung dengan tujuan hidupku sendiri? Benarkah perjalanannya, ataukah hatiku yang kini