Skip to main content

Sungguh, Kesedihan Itu Bukan Hanya Milikmu

Kadang di tengah hiruk pikuk sebuah area, beberapa kali kau akan bersitatap dengan mereka yang tertunduk lesu lagi kuyu. Pundak mereka jatuh sangat rendah, seolah ada beban sekian ton yang tersampir di kedua pundak, enggan berpindah dari tampungannya yang nyaman. Pandangan mereka menerawang jauh. Entah apa yang mampir di depan, tak ada kebutuhan untuk menatapnya lamat-lamat. Napas, oh, napas, semakin mengisi di rongga paru rasanya justru semakin membuat sesak. Ya Tuhan, mengapa hidup begitu berat? Lalu mereka mendesah. Lagi.

Sungguh kasihan melihat payah yang kian mendera. Di kejauhan nampak seorang pria mengelus dada. Rupanya sebelum ini seorang wanita dengan lembut menolak cintanya. Merasa cinta yang tertanam begitu dalam, pria itu gelagapan, tiba-tiba keramaian baginya menjadi sebuah sunyi tiada arti. Ya Tuhan, bukankah mencinta itu adalah anugerah?  batinnya. Ia lupa, sungguh lupa, cinta hakiki hanya pantas disandang ketika bertandang untuk-Nya, tiada yang lain, apalagi untuk wanita yang jelas belum halal baginya.

Sungguh prihatin batin ini menapaki susuran jalan. Di depanku nampak seorang wanita, menahan tangis sembari menutup muka. Rupanya, beberapa waktu lalu, Bunda mendahuluinya menghadap Tuhan. Padahal sepanjang hari dunianya hanya diisi oleh celoteh dan perhatian Bunda, menanyainya tentang ini dan itu, memberikan rincian nasihat begini dan begitu, bahkan dengan ringannya mengulurkan tangan untuk mengusap tangis kala kesedihannya membuncah pilu. Kini, siapa yang mampu menggantikan Bunda? Sungguh, dunia ini kelam tanpanya. Tak lama, bulir-bulir itu tak tertahankan lagi, wanita itu jatuh terisak.

Wahai engkau, pengharap tentram lagi kesucian, jangan rendahkan dirimu di hadapan Tuhan. Hadapkan wajahmu pada-Nya, katakan bahwa kau mampu memikul segala. Sebab Dia ciptakan pundak yang begitu kuat bagimu, lalu menimpakan beban yang secuilpun tak akan pernah membuatmu bergeming dari-Nya. Sungguh, kesedihan bukan hanya milikmu, jangan berani-beraninya kau menafikkan kebahagiaan yang dianugerahkan Tuhan.

O Rabbi,
Allahumma inni as’aluka rahmatan min indika takdibiha qalbi wa tajma’u biha wa aradu
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada Engkau rahmat (kasih sayang) dari engkau kebaikannya dan berkumpulnya hati seperti apa yang aku ingini”

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...