Terenyuh. Lagi.
Kusisir setiap
lembaran waktu melalui memori nostalgia yang melelahkan. Meski kemungkinannya
hanya sedikit, namun harapku tak pernah henti untuk terus melacak jejak
waktuku. Mungkin ada setitik, atau bahkan setumpuk dosa yang tidak sengaja
terselip. Mungkin ada kataku yang melukai rasa, mungkin ada pandangku yang
menghujat dan menghina, mungkin ada tingkahku yang tak bersahaja.
Kukenakan jilbabku,
kujaga pandangku.
Tapi apalah daya?
Aku hanyalah manusia biasa yang sering melupa.
Lirikan semu mungkin
tak berarti. Meski begitu, hati berubah menjadi dengki. Rasa akan terus
mencengkeram iman, membuatnya penuh noda.
Akhirnya, derita lah
yang kini tertinggal.
Tabiat mungkin
membuang resah. Tapi adakah gunanya jika kubandingkan itu dengan kuasa-Mu?
Ya Rabb, aliran
darah ini bergejolak, menyumbat pembuluh nadi menuju jantung. Hatiku mengeras.
Lapisan meninges mengelupas.
Apakah masih ada
massa untukku?
Ranaku menggunung,
tangisku tak berujung.
Ya Rahman...
Satu pintaku,
Ampunilah kami yang
tiada berilmu lagi tiada mawas diri
Menumpahkan dosa
pada mata yang tiada punya kuasa
Menumpahkan cinta
haram pada hati yang tak bisa menjaga diri
Comments
Post a Comment