Hai hati, katakan padaku, berapa banyak cinta yang mampu kau simpan? Akankah tiba waktunya di mana dirimu tak lagi mampu menerima? Atau memang sudah ketetapan-Nya bahwa untuk cinta ruangmu tak pernah memiliki batas kuantitas.
Hati, aku hidup berselimutkan cinta-Nya. Setiap waktu hidupku ditemani cinta. Aku melihat cinta pada senyum ibuku. Aku melihat cinta pada teguran ayahku. Apalagi adik-adikku, aku melihat cinta di setiap rengekan dan keluh kesah mereka.
Kala langkahku menelusuri jalanan yang amat panjang, aku terpukau oleh kekuatan cinta-Nya. Karena cinta, dua orang mampu mengabaikan masing-masing ego. Lihatlah! Mereka yang tengah bertengkar tetap saling menasihati dalam kebaikan. Lihatlah! Mereka sesama papa tetap saling berbagi salam dan doa di setiap penghujung malam. Lihatlah! Mereka yang berpayah dalam menjalani hidup tetap saling tersenyum dan memberi dukungan.
![]() |
Sumber |
Oh, hidup ini terasa amat penuh oleh cinta. Dalam indahnya lafadz dan lantunan An Nuur, hatiku turut bergetar merasakan betapa agung Rabb-ku mencintai hamba-Nya. Dan sungguh lega, bahwa Rabb-ku memberikan cinta secara gratis. Hati, bukankah Rabb-mu dan Rabb-ku Maha Pemurah?
Duhai, andai setiap hamba sadar betapa cinta telah merengkuhnya, pasti tidak akan lagi kutemui tangis di dunia ini melainkan tangis kerinduan terhadap Rabb-nya. Mereka hidup dalam rindu dan tergesa untuk segera menjumpai Tuan-nya.
Hai engkau, hati, yang kini tengah sibuk mencintai... kuucap salam dan kubumbungkan doa untukmu. Semoga Allah, dan selalu Allah, yang menjadi alasanmu untuk menerima cinta dan berbagi rasa :)
Comments
Post a Comment