Skip to main content

Monolog Haidir


Sumber

Asih, bagaimana rasanya? Ketika hari-hari berlalu dan kau sibuk mengerutkan dahi. Banyak orang ingin berdiskusi denganmu, sedang kau sibuk menyembunyikan semua kegelisahan. Ah, aku yakin kau tidak akan menjawab, kau akan tetap diam seperti biasanya, atau mungkin juga tertawa.

Asih, ada banyak hikmah Tuhanmu. Dia tebarkan semua karunia untukmu. Kau lihat, bukankah indah ketika mentari mendelik malu-malu pukul 5.30 pagi? Atau ketika kau tengadahkan telapak tangan untuk menampung air hujan, namun airnya justru terciprat ke wajahmu. Atau juga, ketika kau lambaikan pergelangan tanganmu yang terbuka ke sisi luar jendela, lalu angin sepoi menerpa dan menggelitiknya. Ayo, sedikit saja, apakah sudah kau temukan hikmah-Nya itu?

Asih, ingatlah selalu ini. Allah tak pernah menempatkanmu dalam posisi yang sulit apalagi meninggalkanmu. Jika kau renungkan, kau akan tahu, betapa Dia sayang padamu. Betapa Dia mencintaimu dalam setiap eksistensi waktu bangun dan tidurmu. Rasakan, rasakan, dan terus rasakan. Bersyukurlah. Jangan pernah berhenti menjadi hamba yang senantiasa bersyukur.

Lihatlah, rumput tak pernah mengeluh meski terinjak. Mentari tak pernah menghujat meski sering terabai. Hujan tak pernah putus asa meski tak pernah mendapat pujian. Alam tak pernah bosan berbagi keindahan meski ia tak pernah mendapat bayaran. Oh ayolah, kemana lagi perginya senyum hatimu?

Kau tahu, ada sisi di mana aku menemukan manusia itu terkadang egois sekali. Ketika Sang Khaliq dengan lembut memintanya membagi sebagian perasaannya kepada orang lain, jangankan kebahagiaan, untuk kesedihannya pun ia sangsi. Hmm bukankah menurutmu sikapnya itu tidak mencerminkan ketaatannya sebagai seorang hamba? Apa lagi? Apakah menurutmu kau pantas memuji sikapnya itu?

Hei hei, hari ini saja...buang jauh semua kekhawatiranmu. Aku tahu banyak yang kau pikirkan. Percayalah, tidak ada manusia yang sempurna, termasuk dirimu. Kau tahu banyak hal pada dirimu yang kau rasa kurang. Tidak apa, setidaknya kau menyadarinya, setidaknya dengan itu kau sadar untuk terus berusaha menjadi lebih baik.

Asih, jika benar terlalu besar ketakutan dan kegundahan hatimu detik ini, menangislah saja. Tidak apa perempuan menangis. Bukankah selama ini kau sering melakukannya ketika berdiam seorang diri? Hmmm meskipun sebenarnya aku lebih suka melihat dirimu yang tegar dan penuh nalar :)

Meski demikian, berjanjilah, kebijaksanaan tidak akan pernah terlepas dari hatimu. Meski sedikit dan lamban, kau harus tetap belajar menjadi orang yang dewasa. Banyaklah memberi daripada meminta. Banyaklah mengerti dibanding meminta untuk dimengerti. Banyaklah mencurahkan kasih dan sayang dibanding memohon mendapat tempat istimewa.

Ayo, perbanyak terus dzikir dan doa. Jangan lupa memohon kebahagiaan untuk orang-orang yang kau kasihi dan kau cintai.

Semangat terus!
Tasyakur yaa, Ukhtii ^^

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...