Skip to main content

Rutinitas Sabtu Bersama Suami




Hi :)

Beberapa bulan ini alhamdulillah kondisi rumah tangga begitu mudah. Mungkin karena ada Mbak Zizah, juga Mbak Juli yang sejak Februari banyak membantu dan menjaga Musa. Sejak Musa di-handle Mbak Juli, saya mulai bisa me-time, tidur siang, nonton, antar-jemput anak-anak sekolah tanpa ada yang merengek minta ikut, dan yang paling penting.... bisa lebih sering pacaran dengan suami hehe.

Punya anak tiga itu luar biasa repotnya, gais. Saya masih ingat pernah ada momen benar-benar sendirian di rumah tanpa ART. Tiap hari badan terasa remuk. Maunya tidur yang berkualitas agar bisa istirahat, tetapi tetap harus terbangun karena anak-anak merengek minta dibuatkan susu atau tetiba minta diantar ke kamar mandi tengah malam. Yang paling kasihan tentu suami, karena jadi tidak banyak waktu bersama dengan istri. Padahal suami tipe yang cukup clingy, apa-apa maunya ditemani dan dilayani istri.

Alhamdulillah sejak punya dua ART itu, ada waktu luang untuk kami pacaran tiap akhir pekan hehe. Saya dan suami jadi punya banyak ide untuk beraktivitas berdua. Salah satunya, tiap Sabtu suami rutin mengajak saya wisata kuliner di warung-warung makan dekat rumah. Kami menjajal banyak makanan pinggiran, dari bubur ayam, soto, nasi uduk, dan banyak lagi. Bukan resto mahal, kebanyakan malah gerobakan, yang penting cocok di kantong dan lidah haha. Selesai makan, tak lupa kami mampir ke kedai kopi terdekat. Suami senang memesan espresso double shot, sedangkan saya yang punya GERD cukup puas dengan segelas coklat manis nan lezat. Yummyyy....

Saya pikir agenda kami tiap minggu akan seputar wisata kuliner saja. Lalu, Kamis dua minggu lalu tetiba suami bertanya, "Mih, Sabtu kita ke dealer ya?" Loh loh loh...

Jadi, gais, suami beberapa minggu ini tertarik dan mengamati touring club di kantornya. Rupanya, sejak itu algoritma media sosial suami dipenuhi dengan video-video seputaran aktivitas motor gede. Jadilah suami makin mantap untuk membeli motor 250 cc, sekalian mengganti motor lama yang sudah mulai tidak nyaman dikendarai. Saya coba kasih ide untuk menjual dulu motor lama, karena tidak baik menumpuk banyak barang di rumah. Tapi suami kukuh menolak, katanya motor lama sudah diniatkan tidak akan dijual, agar jadi amal jariah untuk Ibu dan Ayah mertua yang dahulu membelikan.

"Hubby nanya bukan untuk minta izin kan? Hubby pingin tambah yakin aja ya?" Delapan tahun hidup bersama, suami tentu paham istrinya ini hampir tidak pernah melarang permintaan. Selama suami paham kebutuhan dan pengaturan uang, saya sih manut. Jujur saja, suami saya lebih handal mengatur keuangan, juga lebih pandai menahan diri. Jadi ketika memutuskan membeli sesuatu, saya yakin itu sudah dengan pertimbangan yang sangat-sangat panjang. Jadi untuk apa didebat, iya kan?

Setelah itu, hari Sabtu lalu kami jadi agendakan ke dealer. Rupanya, bukan hanya survey, tapi langsung bertemu sales karena unit motor akan diantarkan hari itu juga. Awalnya saya terkaget-kaget, kok cepet banget gitu loh? Tapi melihat suami yang berbinar menatap motor baru itu, tentu saya pun ikut berbahagia pada akhirnya. Kurang lebih sudah dua akhir pekan kami motoran di jalanan Jakarta. Suami bahagia bisa ngebut motoran, sedang istri panik di sepanjang jalan haha.

Oh iya, seperti kata orang, bahagia dan sedih dalam hidup itu silih berganti. Di tengah kenyamanan kami saat ini, tetiba beberapa hari lalu Mbak Juli bilang akan izin keluar sebelum Ramadhan mendatang. Mbak Juli mau menikah, katanya, gais. Duh, sedih banget, ya Allah. Jarang-jarang kami menemukan ART yang cocok, apalagi yang bisa dipercaya untuk menjaga rumah dan anak-anak di saat kami pergi sebentar. Tapi ya sudahlah... namanya hidup, ada waktu luang maka ada juga waktu sempit kan? Apa sebaiknya segera cari-cari lagi ART menginap lain ya?

Jujur, awalnya saya tidak ada niat merekrut dua ART. Menurut saya lumayan boros untuk kondisi finansial kami saat ini, toh saya full di rumah (Maklum, sejak dulu saya lumayan medit juga haha). Tapi jika ingat bagaimana sulitnya menjaga anak tiga apalagi di saat mereka sakit barengan, hmmm mungkin benar kami butuh banyak tenaga tambahan. Alhamdulillah suami mendukung, bahkan sebenarnya ini memang kemauan suami. Kata suami, "Kondisi yang udah nyaman gini ya better dipertahankan." Alhamdulillah, suami memang sangat pengertian :')

Sekian saja ya cerita hari ini. Sudah jam lima sore, saatnya anak-anak mandi hihi.

Bye bye...

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...