Hi :)
Tahu kah kamu, apa tantangan paling besar menjadi full time mom alias ibu rumah tangga? Yaitu, belajar menurunkan ekspektasi dan belajar mengontrol isi kepala sendiri. Hal paling sederhana yang bisa saya contohkan adalah ketika banyak ibu muda bermimpi menjadi sempurna: pandai merawat diri, anak-anak beserta suami, rumah rapi, tetap punya penghasilan sendiri, tak lupa dengan gaya parenting ala Nikita Willy.
Pada awalnya semua itu mungkin saja bisa terjadi. Namun seiring waktu, ketika masalah mulai bermunculan, lalu semua tidak sejalan, hingga membuat (naudzubillah) depresi si ibu. Sebab kehidupan sempurna yang diimpikan tidak menjadi kenyataan. Syukur-syukur jika si ibu bisa kembali bangkit dan menata hidup, bagaimana kalau episode depresinya ternyata malah berkelanjutan?
Wahai ibu, saya pun sama seperti kamu. Banyak juga yang ingin saya gapai dalam hidup, meski tidak hanya tentang menjalani peran seorang ibu. Hanya saja pengalaman mengajarkan saya, lelahnya usaha dalam menjalankan semua seringkali tidak sebanding dengan kepuasan hidup yang saya peroleh. Bahkan, pada dasarnya saya tidak pernah merasa puas dengan apapun yang ada di depan saya. Alhasil bukannya fokus maju kedepan, saya malah terus menoleh ke belakang hingga menghasilkan penyesalan demi penyesalan dalam hidup.
Padahal, sejatinya hidup manusia hanya ditujukan untuk dua hal: yaitu beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Pun tempat akhir yang kita semua tuju tentu juga sama, yaitu bermukim di Jannah-Nya. Tak apa kadang di depan cermin kita sedih menatap diri yang tak secantik waktu gadis, tak apa rumah tidak rapi sebab diri sibuk mengejar-ngejar si kecil, tak apa dicap pengangguran sebab memang tak punya penghasilan selain dari gaji suami, tak apa sesekali ngedumel sampai dikatai nenek sihir gegara marahin anak yang tidak mau lepas dari gadget :')
Wahai Ibu, sejatinya tidak ada ibu yang sempurna. Justru menjadi ibu yang tidak sempurna juga adalah sebuah kesempurnaan, sebab begitulah hakikat kehidupan. Banyaknya ujian dan kesedihan dalam menjalani peran sebagai ibu menandakan Allah masih sayang kita, Allah masih terus membimbing kita untuk terus meningkatkan iman dan tawakkal kepada-Nya. Allah menegaskan, kesempurnaan mutlak hanya milik-Nya. Selagi hati kecil kita terus mendorong untuk beribadah dan mengingat-Nya, artinya in syaa Allah kita berada di jalan yang benar. Beneran deh hehe.
Wahai Ibu, menerima ketidak sempurnaan pastilah memang sulit. Sama, saya juga. Apalagi di tengah gempuran media sosial yang semakin mudah dijangkau. Kadang ada gumam di hati kan, kok dia tetap cantik padahal sudah melahirkan berkali-kali, kok suami dan anak-anaknya sangat terurus dan sayang kepada ibunya, dan lain sebagainya. Padahal, kita tidak tahu saja melalui apa Allah mengujinya. Ya, sebab sejatinya tidak ada manusia yang luput dari ujian.
Bismillah, ya, wahai Ibu. Bukan hanya kamu, saya juga. Kita belajar terus untuk menjadi lebih baik. Kita perbanyak lagi rasa sabar dan syukur kita. Kita perbanyak lagi amalan-amalan shalih dan doa-doa yang terpanjat demi tercapainya tujuan akhir kita semua. In syaa Allah kita berjumpa dan bertetangga lagi di Jannah-Nya :)
Amiin Allahumma Amiin....
Comments
Post a Comment