Skip to main content

Untukmu, Anakku...

Anakku,
jika kini engkau tengah berjuang untuk menjadi manusia yang utuh, teruskanlah.
Aku menunggumu, sama besarnya penungguanku itu seperti hari-hari yang telah lalu.

Anakku,
jika kelak engkau dapati aku marah, ketahuilah bukan semata-mata aku benci padamu.
Aku menyayangimu, dan rasa itu tak akan berubah meski hidupku tak utuh lagi.
Aku ingin engkau tumbuh purna, memiliki ruang besar untuk mengembangkan diri, menuai prestasi sebanyak yang engkau mampu.
Aku ingin engkau tumbuh jauh-sangat jauh-lebih baik dibanding aku, ibumu.
Maka maafkanlah ibumu ini, biarkan aku mendidikmu sedikit lebih keras.
Sedikit saja...

Anakku,
jika kelak engkau dapati aku terdiam, ketahuilah bukan karena berbicara denganmu terasa membuang-buang waktu.
Aku hanya ingin berpikir dan terus berpikir, bagaimana caranya aku dapat memberitahumu bahwa apa yang telah engkau lakukan kurang tepat.
Hati dan pikiranmu sangat berharga, dan aku tidak ingin merusaknya hanya karena lidahku yang tandus.

Anakku,
jika kelak engkau dapati aku tersenyum, ketahuilah bahwa aku tengah bersyukur kepada Tuhan.
Aku bahagia karena Dia titipkan engkau untukku.
Aku bahagia karena engkau mampu mengisi ruang-ruang hatiku yang kosong. Aku bahagia karena engkau menjadi secercah harapan di tengah keluarga kecil kita.

Anakku,
jika kelak engkau dapati aku menangis, ketahuilah bahwa itu merupakan tangis kebahagiaan seorang hamba Tuhan.
Aku bahagia karena mampu menerima karunia sekaligus ujian, yang tak lain adalah dirimu.
Aku ingin memberikan rasa hormat kepada diriku sendiri karena telah berjuang membesarkanmu, meski dengan banyak keterbatasan, meski kerap batin dan fisikku letih.

Anakku,
junjunglah Rabb kita.
Dekatkan dirimu pada-Nya.
Bantu aku menyusun bata demi bata rumah kita di Surga.
Aku ingin bunga-bunga yang indah, air jernih yang mengalir di samping rumah kita, kilauan matahari sore yang membuat hati teduh, juga senyum-Nya yang membuat hati berdesir haru...

Anakku, aku mencintaimu, dan selalu menunggumu...

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...