The more you need someone, the more you need to be trusted.
Saya penggemar serial Castle. Setiap pukul 22.30 WIB channel FOX menampilkan serial tersebut dengan durasi hanya 1,5 jam. Selain jadwal tayang yang menurut saya terlampau larut (setidaknya untuk saya), tidak ada yang membuat saya kecewa dengan isi cerita apalagi sang pemeran utama. Saya suka bagaimana Nathan Fillion membuat peran Richard Castle sebagai penulis thriller begitu hidup dan anehnya membuat saya jatuh cinta, saya suka bagaimana Stana Katic membuat tampilan Kate Beckett sebagai detektif perempuan dominan begitu atraktif dan seksi (Oh, sesunggunya saya tidak nyaman mendeskripsikan perempuan dengan kata ini). Yeah, I love everything about Castle.
![]() |
sumber |
Hingga beberapa waktu lalu, ketika serial ini memasuki season 8. Tidak seperti season lain yang didominasi oleh kasus kriminalitas, pada season ini kisah percintaan Castle dan Beckett menjadi lebih vulgar dan sedikit emosional. Misalnya, tentang Beckett yang tiba-tiba memutuskan untuk bercerai selang pernikahan mereka yang hanya berumur satu tahun. Juga, bagaimana kemudian Castle -seperti biasanya- menjadi sangat reaktif dan bersikukuh melakukan pelbagai cara agar rumah tangga mereka kembali utuh.
Jika dilihat, inti dari permasalahan nyatanya bersumber dari satu hal. Seorang perempuan yang terbiasa menjalani kehidupan yang keras, menyelesaikan segalanya seorang diri, tiba-tiba jatuh cinta kemudian memutuskan menikah. Di saat bersamaan, waktu yang tak pernah rela dihamburkan hanya untuk bersenang-senang dan menuai bahagia kembali memaksa perempuan tersebut untuk bekerja keras. Dan semakin aneh, sebab kali ini ia tidak sendirian.
Ha! Seperti yang kita tahu, ketika kita terbiasa hidup seorang diri maka butuh waktu cukup lama bagi kita untuk bisa menerima orang lain. Menambahkan seseorang ke dalam hidup tidak seperti menambahkan angka 1 ke dalam 1, juga tidak seperti menambahkan gula ke dalam garam. Ada proses sangat rumit untuk menerima seseorang, percayalah.
Saya rasa itu yang dialami Beckett. Terjadi semacam krisis dalam dirinya, yaitu ketika harus membubuhkan nama Castle sebagai partner ke setiap permasalahan yang tengah ia hadapi. Beckett terbiasa menghadapi kasus besar di dalam pekerjaannya sebagai detektif; dari pencurian, pengedaran narkoba hingga pembunuhan. Kapanpun pekerjaan itu bisa membuatnya terbunuh. Dan jika ia melibatkan Castle, suaminya, maka itu sama saja dengan melibatkannya menuju kematian.
Di episode berapa entah, saya tersentil dengan kalimat yang kemudian diucapkan Castle, yang kurang lebih:
"Aku sangat terluka ketika kamu memutuskan berpisah denganku. Namun ketika aku tahu kamu tidak memercayaiku, hatiku hancur. Kamu bisa membawa segalanya dalam dirimu, membuat hidupmu berada dalam bahaya besar, tetapi tidak denganku. Aku rela memberikan hidupku untukmu, untuk pernikahan kita, tetapi kamu hanya memercayai dirimu sendiri."
Hei, Castle, you are damn right! Trust me, 'dipercaya' adalah suatu bentuk penghargaan yang sangat tinggi. Dipercaya pasangan hidup untuk melampaui kondisi mudah dan susah bersama, menghadapi bahaya besar, termasuk kematian. Semakin kita dipercaya semakin besar obsesi yang muncul untuk mempertahankan hubungan itu, karena ya...kita merasa dihargai. Bukankah setiap individu membutuhkan penghargaan?
Dan... Ya, saya mungkin sedikit memahami bagaimana rasanya, ketika pasangan tidak mampu memercayai kita sebaik kita memercayainya. Saya pernah 'dipaksa' memikirkan ini, dan hasilnya... Well, jika sudah terlalu lama dan akhirnya malah terus saling menyakiti dan membuat ketidaknyamanan, mungkin masing-masing kita dan pasangan ditakdirkan untuk menempuh jalan yang berbeda (?) :')
Comments
Post a Comment