Skip to main content

Baper, yasudahlah

Ummi, besok malam pertama Ramadhan. Seberapa baik engkau mempersiapkan segalanya, Ummiku sayang?

Tadi sore, banyak sekali runtutan kejadian yang mengingatkanku padamu. Setelah ashar, tidak sengaja, aku mengikuti sebuah pengajian yang diselenggarakan oleh ibu-ibu di perumahan Kebon Bibit Utara. Usia mereka sudah tidak lagi muda, pun lidah mereka nampak kelu meski untuk sekedar mengucapkan satu kata yang tertera di lembaran ayat suci Al Qur’an, namun entah mengapa mereka masih rela berpayah diri membacanya. Sesekali mereka mengobrol dan tertawa, sedang yang lain khusyu’ membaca, membuatku tersenyum simpul dan diam-diam menggelengkan kepala. Tadi sore mereka nampak senang, bahkan aku diundang untuk kembali bergabung di pertemuan selanjutnya. Katanya, jika aku tidak ada, mereka tidak akan segan untuk mengetuk pintu dan memaksaku mengajari mereka. Ummi, masihkah engkau mengaji di sana?

Usai shalat maghrib, aku beranjak mengajar adik-adik TPA di masjid dekat Rusa. Di tengah pengajaran, tiba-tiba seorang adik mendekatiku lalu membacakan sebuah surat tulisan tangan yang dibuatnya untuk mamanya. Ia mengungkapkan cintanya begitu sederhana. Ummi, mengapa hanya aku yang tidak mampu melakukan hal seperti itu?

Aku ingin nampak kuat, meski itu hanya di depanmu. Bisakah tetap seperti itu? Aku merasa rapuh. Terkadang ingin sekali aku menghubungimu untuk sekedar meluapkan rindu, dan sayangnya, itu tak pernah mampu kulakukan. Aku tahu, ini hanya bagian dari skenario-Nya untuk membuatku lebih kuat dalam kemandirian. Bukankah katamu, ketika masih muda, Ummi telah mengalami banyak hal yang jauh lebih berat dibanding segala yang kualami saat ini? Aku ingin tangguh sepertimu, Ummi.


Ummi, Ramadhan akan segera menyapa hari-hari. Semoga kita masih menjadi ummat yang senantiasa diridhai, diberkahi, digariskan untuk menemui orang-orang shalih di surga.

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...