Hai, bagaimana kabarmu di
sana?
Tadi pagi, aku merasakan
sebuah kejutan baru. Aku dan beberapa relawan Bulan Sabit Merah Indonesia
(BSMI) mengunjungi Lapas Sukamiskin untuk mengadakan balai pengobatan. Sejujurnya
aku sempat ragu untuk pergi, namun keingintahuanku terhadap kondisi Lapas yang
sempat menuai banyak opini itu mengalahkan keinginanku untuk ikut menghadiri
walimatul ‘ursy. Pada akhirnya, aku bersyukur bahwa keraguan itu tidak
menghentikan jejak-jejak langkahku.
Sekitar pukul delapan kami
mulai memasuki gerbang depan. Di sana ternyata sudah banyak rekan lain menanti,
beberapa di antaranya merupakan dokter, apoteker, analis, tak lupa perawat
dari berbagai universitas. Aku sangat bangga bisa bergabung dengan tim
tersebut, meski di sisi lain sifat minderku sesekali membuatku duduk di tempat
lebih jauh. Aku ikut mengangkut beberapa kotak obat. Itu adalah sebuah aksi
fisik yang patut kubanggakan, menurutku. Yah, sejenak merasa menjadi akhwat
tangguh tak apalah :D
Pukul 8.30, seorang petugas Lapas
memberikan kami komando untuk sarapan pagi bersama di sebuah lapangan luas
bertenda. Pemandangan di Lapas cukup asri, apalagi setelah diiringi beberapa
putaran lagu yang membuat tanganku melambai-lambai alay. Tak bisa kutulis
bagaimana perasaan itu tadi pagi. Senang sekaligus termenung dalam karena
merasa akan kehilangan sesuatu sangat jauh. Ah, mengapa aku bisa merasa sekacau
itu?
Pukul sembilan, memasuki
agenda seremoni. Beberapa rekanku turut serta mendengarkan pembukaan acara,
sambutan, yah semacam itulah. Sedang aku dan sisa SDM yang ada berfokus pada
ruang kerja masing-masing. Relawan kefarmasian yang ikut di agenda tadi pagi
ternyata cukup banyak, totalnya ada 14 orang. Sehingga ketika rekan-rekanku di
agenda seremoni mendengarkan sambutan, kami sibuk membagi poin dan koridor
kerja masing2 agar tidak saling tumpang dan tindih. Aku mendapatkan bagian
kerja di spot pengambilan obat, spot favoritku. Dalam hati aku berharap, semoga
stok obat kami cukup banyak dan mampu memenuhi peresepan dokter bagi saudara2
kita yang sakit di sana.
O Allah, mengapa aku
menceritakan segalanya dengan cara begini? -_-
Baiklah, kita langsung memasuki
inti bahasan saja ya hehe...
Hal yang sejujurnya paling
mampu kuingat adalah sebuah drama di jam makan siang. Ketika aku dan kawan2
sibuk mencari kotak nasi, tetiba di samping kami muncul seorang Bapak yang
dengan ramahnya menunjukkan tumpukan kotak nasi kepada kami, tak lupa diiringi
senyum dan kembali mengingatkan kami terkait tempat cuci tangan dan spot makan
paling nyaman. Bapak itu sangat berkarisma, membuatku menatapnya beberapa kali.
Kemudian, sebuah kenyataan itu akhirnya terkuak juga. Ternyata oh ternyata,
beliau adalah Ustadz Luthfi, Presiden PKS ><
Lalu runtutan kejadian demi kejadian lainnya .... T^T
Comments
Post a Comment