Skip to main content

Go Ahead, be a great!

Beberapa waktu ini saya bergabung dengan suatu komunitas penderita epilepsi di media sosial. Saya amati percakapan di grup tersebut di sela-sela rutinitas saya untuk browsing segala informasi media; beberapa meluapkan kesedihannya atas ketergantungan obat yang dialaminya, beberapa meminta saran untuk pencapaian hasil terapi yang baik, beberapa membuat kegiatan bakti sosial di kalangan masyarakat, ada pula pihak yang berperan dewasa dengan menanggapi semua keluhan itu dan memberikan saran2.

Berturut dari hal tersebut, saya sempat teringat kembali dengan apa yang pernah saya alami. Saya mengerti bagaimana jenuhnya melihat obat2 tertumpuk menggunung di sudut2 kamar, meminumnya satu per satu meski hal tersebut menyebabkan efek samping yang tidak nyaman, bahkan beberapa kali berniat membuangnya namun terjebak dengan kekambuhan yang tidak lama berselang.

Saya bersyukur. Bukan syukur yang muncul karena kini ketergantungan itu berhenti, melainkan syukur karena ternyata hati saya masih terbuka untuk menerima segala hikmah sehingga tidak menyebabkannya mengeras dan buta. Saya bersyukur karena bukan keluhan dan kejenuhan itu yang mendominasi, melainkan harapan dan tekad kuat untuk senantiasa bertahan dan berpegang teguh dalam sabar.

Setiap orang punya ujiannya masing2; ringan bagi satu individu meski berat bagi yang lain, landai pendakian bagi yang satu meski curam bagi yang lain, tanpa menafikan keterbatasan, begitulah adanya hidup.

Saudara-saudari yang saya cintai, pernahkan kita melihat dari sudut pandang berbeda? Coba cari sisi lain untuk tegak berdiri, yang membuatmu semakin dewasa dalam melihat setiap permasalahan. Ketika dedikasi dan kekuatan ini tertumpuk untuk orang2 di sekitar, coba rasakan, masalah kita akan terasa sangat kecil. Sampai beberapa waktu lalu, saya merasakan betapa depresinya saya dengan tugas akhir saya di kampus, hingga pada satu titik balik saat saya kembali membaca karangan2 Sayyid Qutb, O Allaah, saya malu pada diri sendiri.

Saya bersedia mengulurkan tangan hingga dalam menjelang curamnya jurang, asalkan kamu mau melangkah bersama saya. Mari kita belajar mengasihi, merangkul, berikan hal terbaik yang kita miliki untuk menegakkan agama Allah. Saya yakin, bahwa setelah itu dunia akan terasa semakin indah, bukan hanya untuk dilihat, melainkan juga dirasakan dalam setiap nadir hayat.

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...