Saya
sedang bersusah-susah menahan kantuk, kepala saya naik turun merasakan beban
yang entah mengapa terasa semakin berat. Sudah hampir empat jam kedua mata saya
tak henti menatap layar laptop, niatnya berusaha membuat desain yang cukup
menarik untuk dipersembahkan kepada kawan2 Eksternal, meski akhirnya saya harus
menerima bahwa saya tidak cukup kreatif dalam hal desain mendesain. "Ya
sudah, serahkan saja pada ahlinya", logis saya memberikan solusi paling
praktis.
Di
tengah pertentangan fisik, tetiba saya tersadar bahwa sedari tadi terdapat
suara gemerisik yang cukup lama menemani. Saya mencari asal sumber suara, dari
mp3 player yang mungkin rusak, dari luar jendela yang mungkin tengah haus
merajut hujan, bahkan tumpukan hanger dan plastik yang mungkin tergoyang
menanggapi gerakan halus karpet untuk melindungi tubuh saya dari dinginnya
lantai kamar. Tak ada satupun yang benar. Saya tidak menemukan apa2.
Bertolak
ke samping kanan, saya melihat bahwa kotak sterofoam bekas makan malam saya
belum sempat dibuang, bau sayuran sisa bahkan masih menyengat di sekitaran
indera penciuman saya. Saya amati permukaan kotak yang terbuka, ternyata sudah
ada sekelompok semut yang mengerubungi remah-remah sisa makanan tersebut. Mungkin
karena beberapa bagiannya mengandung gula, saya kira. Telisik punya telisik,
ternyata kumpulan semut itu menggerogoti wadah berbahan sterofoam tersebut,
karena jumlah mereka cukup banyak, hal itu menimbulkan suara yang mampu
terdengar oleh saya malam ini. Ah, akhirnya saya menemukannya!
Sepintas
saya merenung, mendapati bahwa ada hal yang mampu ditangkap hati yang terbuka.
Sekumpulan semut, meski kecil, mampu mendatangkan kekuatan yang besar ketika
mereka terorganisir melakukan sesuatu. Mungkin begitulah dakwah, seharusnya
berjamaah dalam harmoni sanggup memberikan banyak arti. Oh, Kawan, sampai kapan
kita akan berpaling dan bersikukuh mencari jalan untuk diri sendiri? u_u
Comments
Post a Comment