Skip to main content

Frame Tak Nampak

Hai, apa kabar? Kau masih semangat kan?
Ini nampaknya sebuah pertanyaan yang ditujukkan lebih untuk diriku sendiri, semoga tidak mengurangi makna yang terkandung di dalamya. Semoga jawaban yang akan dikecap sesuai dengan harapan dalam benak. Oh...

Ini masih pagi. Seraya menulis ini, aku masih bisa menatap sisa-sisa purnama tadi malam. Jelas sekali keindahannya, hal yang selalu kusuka. Bersamanya, setitik bintang tengah berkelip. Entah karena memang hanya ia yang masih kuat bertahan atau jarak pandangku yang tak mampu mencapai kelipan bintang yang lain.

Kawan, aku tengah terduduk sendiri. Kamar kost yang biasanya diramaikan oleh dua orang dengan tingkah mereka yang konyol kini harus bertahan dengan hanya senandung musik dan satu gelas kopi jahe setiap pagi. Sedihnya lagi, mungkin ini bukan kali terakhir. Sebab setiap akhir pekan nampaknya akan selalu begini. Aku tidak mengeluh, sungguh... (Bohong! #Faistyle)

Hehe, lupakan soal rasa sepi :'D
Sejujurnya aku mulai menulis karena ingin bercerita hal lain, tentang satu puzzle yang rasanya terus mengganjal. 

*Backsound

Aku mulai menemukan mimpiku dalam satu bingkai status facebook seorang teman. Terdengar konyol dan aneh, namun kurasa pandangan itu tidak sebanding dengan apa yang kutemukan di dalamnya. Statusnya sungguh sederhana :

"The sky doesn't need to tell that it was high" (dalam bahasa Indonesia)

Berturut setelah itu, aku memikirkan tentang frame yang kuciptakan terhadap diriku sendiri. Seperti saat malam tadi seseorang memintaku masuk dalam sebuah tim, beliau berkata dengan santainya "Kita lagi butuh orang yang kalo ngomong tentang gagasan, dia gak bisa berhenti. Dan kayaknya kamu begitu haha". Atau di hari lalu saat seseorang lainnya berkata "Ini masalah kompetensi Eksternal Asih yang gak ada yang bisa nandingin, apalagi jam terbangnya udah banyak". Meski akhirnya selalu sama, hatiku selalu berberat untuk sedia menerima.

"Frame" adalah satu kata yang bengis, setidaknya ini menurutku. Frame tidak bisa diukur dengan waktu, sebab seseorang akan selalu terpaut dengan apa yang telah mengakar di kedalaman logisnya. Aku pernah mencoba untuk merubah frame orang lain terhadapku; berdiam diri dalam rapat, bersikap santai saat ada satu line kerja terlewat, bahkan berpura-pura tidak peduli saat seseorang menuangkan judgment terhadapku sedang aku dalam posisi ingin sekali mengkritisi setiap katanya. "Sih, ane tahu ente tipikal orang yang bisa balikin kondisi. Tapi cobalah untuk mengalah saat ini aja", ini adalah nasehat yang membuatku bergumal dalam lumpur selama satu tahun kemarin. Aku diam, legowo dalam setiap hujatan. Ironi, nyatanya frame-ku masih saja tidak berubah.

"Being ignorance" mungkin lebih tepat untuk menggambarkan kondisiku saat ini. Aku bersyukur dapat kembali fokus pada satu titik capaian yang sudah tujuh tahun ini kurintis, bertemu kembali dengan buku-buku yang tertumpuk berdebu di rak, sesekali tertawa saat menonton film komedi meski aku tahu pasti bahwa itu tidak mendidik, yang terpenting lagi, aku bisa kembali pada karakter-ku meski sesungguhnya frame itu tidak menyenangkan setelah didengar.

Kau tahu? Aku tak selalu setangkas itu. Terkadang aku menangis juga saat seseorang menyatakan kekecewaannya terhadapku. Meski aku terlihat tangguh dan pandai menyudutkan orang lain, terkadang mungkin itu adalah bentuk penjagaan diri yang tidak tampak. Aku tak selalu objektif, ada saatnya egoku begitu tinggi meski sialnya lidahku mampu menutupi celah-celah kesalahanku. Masih berniat judge saya dengan frame yang sama? Hehe #Apasih

By the way, ini libur panjang, dan aku masih berkutat hebat dengan konsep tugas akhir. Ah, nampaknya liburan kali ini aku benar-benar harus bertahan melawan rindu :')

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...