Skip to main content

Perjuangan Iggle Pop part II

Masih dalam permainan yang sama. Icon pahlawan digerakkan dengan gesit ke arah musuh-musuh, sedang musuh-musuh itu ketakutan dan berlari menjauh. Hingga dalam suatu kesempatan saat icon pahlawan ternyata dapat mengejar musuh-musuh tersebut... BOOM!! Terjadi ledakkan hebat yang dengan sukses membuat musuh-musuh tersebut hancur lulu lanta. Sayangnya, karena permainan hampa tanpa peperangan, musuh-musuh itu secara otomatis kembali hidup beberapa waktu kemudian. Tapi... TADA! skor yang didapat adikku bertambah beberapa angka. Waw, fantastis! *gaya lebay*

Jika kuingat-ingat lagi, permainan itu disetting dalam bahasa inggris. Sehingga semua intruksi dan deskripsi yang diberikan sudah pasti akan tercantum dalam bahasa inggris. Padahal sejatinya adikku hampir tidak bisa berbahasa inggris sama sekali. Sehingga dapat dipastikan dia tidak akan dapat membaca semua intruksi dan deskripsi dari setiap bantuan yang diberikan. Lantas, darimana dia tahu bahwa ZAP itu berfungsi menghancurkan musuh? *usap2 dagu, lagi*

Meski aku lebih handal dalam berbahasa inggris, sejatinya aku dan adikku sama-sama tidak suka membaca intruksi dan deskripsi dalam setiap sesi permainan. Namun, aku dan adikku sangat berbeda pandangan untuk mengambil setiap resiko kekalahan. Ya, adikku berani untuk kalah. Adikku tidak pernah takut icon pahlawan mati, justru dia akan mencoba semua metode untuk mengetahui tiap fungsi melalui aksi. Meski dalam kehidupan nyata terkadang hal itu tidak selamanya dibenarkan, namun tetap saja ini hanyalah sebuah permainan. Hanya permainan. Aku yang terlalu berpikir panjang karena menakuti kekalahan, pada ujungnya hanya akan terdiam mendapati bahwa ternyata sama sekali tidak ada pengetahuan yang kudapat. Karena sejatinya orang yang berani menang haruslah berani kalah. Ya, berani untuk kalah.

Suatu permainan memang tidak sempurna tanpa kemenangan, namun juga ia tidak berarti tanpa kekalahan. Karena terkadang masamnya kekalahan itu akan mengajarkan arti perjuangan lebih dalam dibandingkan manisnya kemenangan.

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...