Skip to main content

Kutunggui Engkau, Rintik Hujan

Persimpangan sudah dekat, derap langkahku berjalan pelan. Di sudut sana sebuah atap melintang tertumpu tiang, meski aku tak yakin apakah itu untukku. Yakinku hanya satu, bahwa ada seseorang yang masih harus kutunggu di sepanjang jalan ini.

Adalah rintik hujan, perlahan jatuh di atas hidung. Saat kuperhatikan kembali, baru kusadari bahwa ternyata sebagian suara itu masih terperangkap di dalam hati. Ada kesedihan yang dicampakkan, ditinggalkan, kemudian menghilang seiring tetes hujan yang bergulir semakin jatuh.

Aku mencintai-Mu, meski sebagian hati kuselipkan untuk mereka. Aku tak membawa sisa, sebab selain sekeping itu memang aku tak punya. Aku tak layak memberi cinta, bahkan menerima, bila selain dari-Mu. Sebab baru kusadari, bahwa cinta-Mu telah banyak menghardik ragu.

Pernah beberapa kali aku menangis meratapi malangnya aku. Tapi kemudian aku merasa malu, sebab rumput yang terinjak pun tak pernah jua mengeluh. Pernah beberapa kali aku marah karena sedikitnya harap tersisa. Tapi kemudian aku malu, sebab kelelawar yang tak diberi kesempatan melihat mentari pun tak pernah berkeluh kesah dan mengaduh.

Rintik hujan terus berurai. Hingga kutengadahkan kembali wajah dan kutatap langit gulita. Kunyanyikan lagi lagu cinta.

"O Allaah, Engkau karuniakan aku sekeping rasa. Meski terkadang nyanyianku kutujukkan untuk seonggok daging di pojok sana, tetap saja senyum-Mu hiasi kalutku dan ubahnya jadi beribu bahagia."

Rintik hujan masih terus berurai, menggelosor di antara jari yang menggenggam dan mengepal.

"O Allaah, andai saja menggapai cinta-Mu semudah menunggui rintik hujan, tak akan kuberanjak meski hanya sejengkal di bawah langit gulita. Kan kubiarkan rintik hujan basahi jiwa dan berurai mengusap kulitku, agar teduh tak perlu lagi dirindu."

"O Allaah, jika Engkau takdirkan kami bertemu di sepanjang langit gulita, aku ridha. Pun jika Engkau suruh aku berteduh dan menghapus rintik hujan sebelum kami bertemu, kupastikan takkan keluar keluh dan kesah itu. Aku akan tetap menatap langit gulita sambil tersenyum bahagia. Sebab selalu kuyakini, akan selalu ada cinta yang Engkau hadiahkan di persimpangan jalan sana."

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...