Persimpangan
sudah dekat, derap langkahku berjalan pelan. Di sudut sana sebuah atap
melintang tertumpu tiang, meski aku tak yakin apakah itu untukku. Yakinku hanya
satu, bahwa ada seseorang yang masih harus kutunggu di sepanjang jalan ini.
Adalah
rintik hujan, perlahan jatuh di atas hidung. Saat kuperhatikan kembali, baru
kusadari bahwa ternyata sebagian suara itu masih terperangkap di dalam hati.
Ada kesedihan yang dicampakkan, ditinggalkan, kemudian menghilang seiring tetes
hujan yang bergulir semakin jatuh.
Aku
mencintai-Mu, meski sebagian hati kuselipkan untuk mereka. Aku tak membawa
sisa, sebab selain sekeping itu memang aku tak punya. Aku tak layak memberi
cinta, bahkan menerima, bila selain dari-Mu. Sebab baru kusadari, bahwa
cinta-Mu telah banyak menghardik ragu.
Pernah
beberapa kali aku menangis meratapi malangnya aku. Tapi kemudian aku merasa
malu, sebab rumput yang terinjak pun tak pernah jua mengeluh. Pernah beberapa
kali aku marah karena sedikitnya harap tersisa. Tapi kemudian aku malu, sebab
kelelawar yang tak diberi kesempatan melihat mentari pun tak pernah berkeluh
kesah dan mengaduh.
Rintik
hujan terus berurai. Hingga kutengadahkan kembali wajah dan kutatap langit
gulita. Kunyanyikan lagi lagu cinta.
"O
Allaah, Engkau karuniakan aku sekeping rasa. Meski terkadang nyanyianku
kutujukkan untuk seonggok daging di pojok sana, tetap saja senyum-Mu hiasi
kalutku dan ubahnya jadi beribu bahagia."
Rintik
hujan masih terus berurai, menggelosor di antara jari yang menggenggam dan
mengepal.
"O
Allaah, andai saja menggapai cinta-Mu semudah menunggui rintik hujan, tak akan
kuberanjak meski hanya sejengkal di bawah langit gulita. Kan kubiarkan rintik
hujan basahi jiwa dan berurai mengusap kulitku, agar teduh tak perlu lagi
dirindu."
"O
Allaah, jika Engkau takdirkan kami bertemu di sepanjang langit gulita, aku
ridha. Pun jika Engkau suruh aku berteduh dan menghapus rintik hujan sebelum
kami bertemu, kupastikan takkan keluar keluh dan kesah itu. Aku akan tetap
menatap langit gulita sambil tersenyum bahagia. Sebab selalu kuyakini, akan
selalu ada cinta yang Engkau hadiahkan di persimpangan jalan sana."
Comments
Post a Comment