Skip to main content

Konsep Kebutuhan Abraham Maslow

KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Ciri kebutuhan dasar manusia yaitu manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut ( potter dan patricia, 1997 ) :
  1. Kebutuhan fisiologis/ dasar
  2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

A.  Kebutuhan Fisiologi/ Dasar
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan,organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Menurut Abraham Maslow kebutuhan fisiologi sangat mendasar, paling kuat dan paling jelas dari antara sekian kebutuhan adalah untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan, minum,tempat tinggal, seks tidur dan oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis (dasar)nya tercukupi. Sebagai contoh: pengeluaran zat sisa, di mana seseorang harus mengeluarkan zat-zat sisa yang sudah tidak terpakai oleh tubuh. Karena jika tidak di kelurkan akan mengakibatkan penyakit/pembentukan penyakit.
Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan vital untuk kehidupan kita. Dengan mengkonsumsi oksigen yang cukup akan membuat organ tubuh berfungsi dengan optimal. Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah dapat menyebabkan kemungkinan tubuh mengidap penyakit kronis. Sel-sel tubuh yang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan perasaan kurang nyaman, takut atau sakit. Menguap adalah salah satu sinyal tubuh kekurangan oksigen selain karena mengantuk.

B. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya. Berbeda dengan orang yang merasa aman, dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum. Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dariteror, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh:
Seseorang membangun rumah untuk melindungi diri dari hujan panas memenuhi kepuasan untuk dirinya.
Saat indonesia dijajah, kita melawan penjajah tersebut dan akhirnya merdeka karena saat terjajah kita tidak merasa aman.

C. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan rasa memiliki tempat di tengah kelomoknya.
Sebagai contoh :
Dimana seseorang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama membuat suatu kelompok/berkumpul karena mereka ingin diperhatikan dalam tujuannya dan dapat memberikan perhatian atas klompok tersebut.
Kebutuhan cinta seorang anak oleh ibunya, itu sanggat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Misal seorang anak tercukupi kebutuhan akan kasih sayang, maka perkembangan anak akan optimal berupa fisik maupun psikologinya karena perhatian yang di berikan ibu kepada anaknya.

D. Kebutuhan Akan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni:

1.      Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan.
Kebutuhan harga diri meliputi:
a.       Menghargai diri sendiri
b.      Menghargai orang lain
c.       Dihargai orang lain
d.      Kebebasan yang mandiri
e.       Preshies
f.       Dikenal dan diakui
g.      Penghargaan

2.      Penghargaan dari orang lain meliputi prestis, pengakuan, penerimaan,perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari orang lain sangat diperlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan menjadi lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri sendiri dan juga lebih produktif.
Kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi :
a.         Kekuatan
b.        Pencapaian
c.         Rasa cukup
d.        Kompetisi
e.         Rasa percaya diri
f.         Kemerdekaan
Sebagai contoh:
Seorang pemahat dipuji oleh pelanggannya maka ia akan lebih semangat dalam membuat dan memproduksi karyanya dari segi jumlah maupun model.
Seorang guru yang mengajar, mengabdi bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan pegawai negeri oleh pemerintah.

E. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.
Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah, melalui aktualisasi diri di katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal.
Manusia yang teraktualisasi dirinya:
1.      Mempunyai kepribadian multi dimensi yang matang.
2.      Sering mampu mengasumsi dan menyelesaikan tugas yang banyak.
3.      Mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.
4.      Tidak tergantung secara penuh pada opini orang lain.
Sebagai contoh:
Saat kita mengetahui bahwa minggu depan akan ada ulangan maka kita akan belajar lebih agar mendapatkan kepuasan dalam ujian dan mendapatkan nilai baik.


KRITIK TERHADAP TEORI MOTIVASI MASLOW

Apakah kebutuhan manusia itu berjenjang? Teori Motivasi Maslow menjawab 'ya'. Abraham Maslow mengatakan bahwa ada 5 jenjang kebutuhan manusia, yaitu:

  1.      Kebutuhan fisiologis/ dasar
  2.      Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
  3.       Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
  4.       Kebutuhan untuk dihargai
  5.       Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Teori Motivasi Maslow mengatakan bahwa bila seseorang sudah mendapatkan kebutuhan dasar (jenjang pertama), maka ia tidak akan termotivasi melakukan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan dasar; ia hanya termotivasi kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Bila kebutuhan lapisan kedua terpenuhi, ia tidak akan termotivasi mengerjakan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Demikian seterusnya sampai seseorang mencapai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Kelihatannya Teori Motivasi Maslow benar. Fakta-fakta di lapangan seolah-olah menunjukkan demikian. Namun, apakah kebutuhan manusia berjenjang seperti yang disodorkan oleh Maslow? Apakah orang yang telah mendapat kebutuhan dasar tidak lagi termotivasi mengerjakan sesuatu kecuali motivatornya adalah kebutuhan jenjang kedua? Dalam kalimat lain, apakah rasa percaya diri tergantung kepada terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa nyaman? Apakah orang harus melalui 4 jenjang kebutuhan agar bisa beraktualisasi diri?
Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman bisa membantu rasa percaya diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi tinggi dalam kariernya, atau mendapat penghargaan atas jasa-jasa yang ia lakukan, ini bisa menolong membangun rasa percaya dirinya. Seseorang bisa merasa memiliki eksistensi kalau punya uang banyak, bergelar atau berprestasi.
Namun demikian, ada kelemahan pada Teori Motivasi Maslow. Pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan ke lima jenjang kebutuhan. Tidak perlu ada 'kasta' kebutuhan. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ada kebutuhan jasmani; ada kebutuhan rohani. Tubuh membutuhkan udara, makanan, air, istirahat dan ini memang diperlukan untuk menjaga agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan tubuh lemah. Cobalah tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidak akan lama tubuh kita menjadi lemah, muka bisa pucat, badan lemas, dan tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari bahkan bisa sakit.
Namun demikian, bukan hanya tubuh yang memerlukan nutrisi. Jiwa juga memerlukan nutrisi yang baik agar aspek rohani manusia dapat berfungsi dengan baik. Pikiran butuh 'makanan pikiran.' Hati, jiwa dan pikiran memerlukan nutrisi rohani seperti tubuh membutuhkan makanan yang bergizi. Cobalah tidak mengisi pikiran atau jiwa dengan makanan rohani, maka tidak akan lama jiwa menjadi lelah; hati resah. Kita cenderung akan mudah mengeluh, mudah frustasi, gampang emosi, dan sering mengkritik orang lain hanya karena kesalahan-kesalahan remeh. Kita tidak akan bisa beraktulisasi diri seperti yang disarankan Teori Motivasi Maslow.
Sosok-sosok yang memberikan pencerahan pikiran, yang bisa mengisi pikiran dan jiwa kita akan menolong kita. Sebut saja seperti pastor, pendeta, kiyai, ustad atau motivator- sosok-sosok seperti ini sangat diperlukan. Contoh yang lebih dekat adalah Mario Teguh, yang telah mengisi pikiran dari ribuan, mungkin ratusan ribu bahkan jutaan orang Indonesia di seluruh dunia.
Tubuh dan jiwa saling berkaitan. Keduanya tidak dapat dipisahkan bila manusia mau disebut utuh. Kelemahan dalam tubuh bisa mempengaruhi jiwa; kekurangan dalam jiwa pasti akan mempengaruhi tubuh. Tetapi, jiwalah yang memimpin tubuh, bukan tubuh yang memimpin jiwa. Oleh sebab itu, kesehatan jiwa lebih utama dari pada kesehatan tubuh. Ini tidak berarti bahwa kesehatan tubuh dapat diabaikan. Baik aspek rohani maupun jasmani harus berada dalam keseimbangan. Namun, bila mau diurut, memelihara jiwa harus didahulukan dari pada memelihara tubuh. Bila jiwa kita bisa bebas dari ikatan-ikatan yang bersifat fisik, kita bisa beraktualisasi diri. Tidak perlu orang menunggu kebutuhan dasar, rasa aman, perasaan cinta, dan percaya diri terpenuhi agar bisa beraktualisasi diri seperti yang dianjurkan oleh Teori Motivasi Maslow. Kita bisa beraktualisasi diri karena jiwa kita merdeka dari keinginan-keinginan phisiknya.
Benarlah perkataan kuno yang mengatakan, "Kalau orang mengisi hati dan jiwanya dengan keadilan dan kebenaran, maka kebutuhan lainnya akan ditambahkan." Dengan kata lain, bila hati dan pikiran sehat, kebutuhan jenjang pertama sampai yang keempat tidak perlu dikhawatirkan. Namun, banyak di antara kita memilih yang sebaliknya. Kebutuhan fisik diutamakan sedangkan kebutuhan jiwa diabaikan. Tidak heran kalau banyak orang yang memiliki motivasi rendah sekalipun kebutuhan mendasar, rasa aman, rasa cinta dan harga diri terpenuhi. Kita perlu merdeka dari ikatan kebutuhan-kebutuhan jasmani kita.


KONSEP KEBUTUHAN DASAR INSANI
(REVISI KONSEP ABRAHAM MASLOW)

Lima kebutuhan dasar seperti digambarkan dalam diagram di atas merupakan asal mula Teori Kebutuhan Dasar Insani (Basic Human Needs Theory) rumusan Maslow. Kebutuhan dasar insansi itu dipandang Maslow sebagai suatu piramida perjenjangan (hirarki). Yang paling dasar adalah kebutuhan biologis-jasmaniah, diikuti kemudian oleh kebutuhan akan rasa aman (keamanan), kemudian keterterimaan (diakui sebagai bagian dari kelompok manusia) dan kasih sayang, kemudian harga diri, dan terakhir perwujudan (aktualisasi) diri. Kebutuhan yang lebih atas, menurut Maslow,  tidak akan muncul pada manusia sebelum secara minimal kebutuhan yang berada di bawahnya sudah tercukupi.
Selanjutnya hirarki kebutuhan dasar insani Maslow itu direvisi orang lain (Maslow sudah meninggal) menjadi sebagai berikut (1970):
1.      Biological and Physiological needs – air, food, drink, shelter, warmth, sex, sleep, etc.
2.      Safety needs – protection from elements, security, order, law, limits, stability, etc.
3.      Belongingness and Love needs – work group, family, affection, relationships, etc.
4.      Esteem needs – self-esteem, achievement, mastery, independence, status, dominance, prestige, managerial responsibility, etc.
5.      Cognitive needs – knowledge, meaning, etc.
6.      Aesthetic needs – appreciation and search for beauty, balance, form, etc.
7.      Self-Actualization needs – realising personal potential, self-fulfillment, seeking personal growth and peak experiences.

Kemudian pada tahun 1990-an hirarki tersebut direvisi lagi menjadi sebagai berikut (2007):
1.      Kebutuhan biologis-jasmaniah;
2.      Kebutuhan akan rasa aman;
3.      Kebutuhan akan keterterimaan dalam/oleh kelompok dan kasih sayang;
4.      Kebutuhan akan harga diri dan penghargaan;
5.      Kebutuhan akan tahu dan paham;
6.      Kebutuhan estetika (keindahan);
7.      Kebutuhan akan perwujudan diri;
8.      Kebutuhan akan transendensi (membantu orang lain mewujudkan dirinya).

Rincian garis besar isi tiap kebutuhan tersebut sebagai berikut.

  1.         Biological and Physiological needs – air, food, drink, shelter, warmth, sex, sleep, etc.
  2.         Safety needs – protection from elements, security, order, law, limits, stability, etc.
  3.         Belongingness and Love needs – work group, family, affection, relationships, etc.
  4.       Esteem needs – self-esteem, achievement, mastery, independence, status, dominance, prestige, managerial responsibility, etc.
  5.         Cognitive needs – knowledge, meaning, etc.
  6.         Aesthetic needs – appreciation and search for beauty, balance, form, etc.
  7.       Self-Actualization needs – realising personal potential, self-fulfillment, seeking personal growth and peak experiences.
  8.         Transcendence needs – helping others to achieve self actualization.


Maslow dan rekannya, tentu saja tidak memunculkan kebutuhan religius ke dalam hirarkinya karena pahamnya bisa berbeda. Atau, yang seperti itu dianggapnya bukan bersifat alamiah dan intuistik, melainkan sesuatu yang dipelajari, yang diperoleh dari kehidupan berpengalaman serta tidak diketahui kepastian jawabannya.
Teori Maslow sebenarnya bukan hasil penelitian ilmiah, melainkan hasil renungan-penalaran-amatan. Itu kata para ahli. Akan tetapi teorinya dipakai dan diakui sebagai sesuatu layaknya kebenaran ilmiah, sehingga dianggap sesuatu yang valid (sahih). Teori Kebutuhan Dasar Insani ini sendiri lebih sering dikenal sebagai teori Z.


Referensi:
John R. Schemerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn, Organizational Behavior, 7th Edition (Phoenix : John Wiley & Sons, 2002), p.147.
Laurie J. Mullins, Management and Organisational Behavior, 7th Edition (Essex: Pearson Education Limited, 2005), p.471.
Martin V. Covington, Making the Grade: A Self-Worth Perspective on Motivation and School Reform (New York: Cambridge University Press 1992), p.12-3.

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...