Skip to main content

Homeschooling

Sekolah rumah (homeschooling) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Secara umum pengertian homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Dalam sekolah rumah, syarat yang paling penting bukanlah kurikulum, teknik atau tata cara mengajar, tetapi peranan penuh tanggung jawab dan komitmen dari ayah dan ibu sebagai orang tua merupakan kunci keberadaan dan keberhasilan Sekola hrumah.

Sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945 dan UU Sisdiknas, setiap warga negara mendapat jaminan dan perlindungan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Setiap anak Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat dan kemampuannya (pasal 12). Setiap warga negara Indonesia memiliki keleluasan untuk memilih sendiri model pendidikan yang sesuai bagi dirinya atau anak-anaknya selama tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Penyelenggaraan pendidikan anak oleh keluarga sebagaimana yang dilakukan oleh keluarga homeschooling adalah sebuah kegiatan yang legal dan dijamin oleh hukum. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat dijamin haknya oleh UU No 20/ 2003 untuk menyelenggarakan pendidikan bagi putra putrinya. Secara eksplisit, UU Sisdiknas mengakui eksistensi pendidikan berbasis keluarga dan lingkungan. Pendidikan berbasis keluarga dan lingkungan itu disebut sebagai jalur pendidikan informal (pasal 1).

Dalam bagian yang secara khusus menjelaskan mengenai pendidikan informal, UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 menegaskan kembali pengakuan terhadap eksistensi homeschooling yang merupakan model pendidikan yang dilakukan oleh keluarga: “kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentukkegiatan belajar secara mandiri.” Pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal. Tetapi, hasil pendidikan informal ini dapat diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal jika keluarga menginginkan penilaian kesetaraan (pasal 27 ayat 2).

Mendidik anak tentunya bukan hanya mengajarkan mereka berhitung, membaca, dan menghapal materi yang ada. Bukan hanya memahami pelajaran Matematika, sains ataupun Bahasa. Namun juga bagaimana mengembangkan potensi yang unik dari anak didik kita serta pengembangan akhlak dan kepribadian Islam yang profesional.

Bagi kebanyakan orang, bersekolah di rumah masih dianggap aneh karena sekolah itu harus formal di sekolah. Namun, ada juga orang tua yang merasa lebih nyaman bila menerapkan homeschooling (sekolah rumah) bagi anak-anaknya. Selain lebih aman, orang tua bisa lebih intensif membantu tumbuh kembang anak. Alasan lain orang tua menerapkan homeschooling adalah keinginan untuk memberi kebebasan kepada anak-anak mereka tentang hal-hal yang ingin dipelajari lebih banyak sesuai bakat dan minat masing-masing.

Biarkan anak bereksplorasi dengan berbagai macam hal. Namun, Homeschooling tentunya mengandung konsekuensi, yaitu orang tua harus benar-benar mendampingi anak dalam belajar dan bereksplorasi untuk menyerap ilmu. Seperti disebutkan dalam hadits:

“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Ayah dan ibunyalah yang kelakmenjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah berhala)”
(HR.Bukhari)

Adalah salah menjadikan guru di sekolah sebagai pendidik utama bagianak kita. Bagaimana tidak, ada banyak aspek dalam diri anak kita yang tidak terpantau oleh guru mereka di sekolah. Belum lagi lingkungan sekolah yang belum tentu kondusif untuk perkembangan jiwa anak kita dan semakin kuatnya pengaruh globalisasi terhadap mereka.

Kebutuhan dan alasan keluarga yang memilih homeschooling memiliki rentang variasi yang lebar. Alasan itu ada yang bersifat idiologis, tapi tidak sedikit pula yang bersifat praktis. Biasanya, keluarga Homecshooling memiliki satu/beberapa alasan kuat sekaligus yang melatarbelakangi pemilihan Homeschooling.

Beberapa Cara Memulai Homeschooling

Anda sudah memutuskan untuk melakukan homeschooling, berikut ini beberapa cara praktis dan sederhana memulai homeschooling menurut Linda Dobson, penulis buku “Tamasya Belajar”:
  1. Gunakan waktu sebanyak mungkin untuk mengamati anak Anda saat bekerja dan bermain. Perhatikan metode belajar dan cara bermain yang paling mereka senangi. Kemudian pikirkan kegiatan yang dapat Anda lakukan bersama yang menggunakan metode itu. Bicaralah mengenai topik yang menarik baginya untuk mendapatkan petunjuk tambahan.
  2. Beri anak kesempatan untuk membuat keputusan dan pilihan kegiatan yang ingin dilakukan. Dia akan tertarik pada kegiatan yang menyenangkan baginya dan itu memberi Anda petunjuk tentang potensi kekuatannya. Perhatikan pula apa yang tidak disenanginya dan pikirkan cara untuk mengubah cara pendekatan Anda.
  3. Cari jalan untuk melibatkan keluarga besar atau teman dekat dalam kegiatan belajar di rumah. Ini akan memberi anak banyak waktu untuk bersama dengan orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Selain itu, Anda akan mendapat banyak dukungan dari orang-orang yang Anda cintai untuk kegiatan belajar di rumah yang Anda lakukan ini.
  4. Perhatikan atau ciptakan kesempatan bagi Anda dan anak Anda untuk menerapkan nilai-nilai keluarga. Anak-anak pada usia dini dapat membantu Anda membuat kue, membuat kartu, melukis, atau memetik bunga dan menyerahkannya kepada orang yang membutuhkannya.
  5. Jika Anda mengeluarkan anak dari sekolah, Anda harus peka terhadap kebutuhannya ketika melakukan penyesuaian. Jika perlu, tetaplah berhubungan dengan beberapa kawan baik. Jalani masa transisi metode pendidikan yang berbeda ini dengan perlahan. Rencanakan beberapa kegiatan menyenangkan yang tidak mungkin dilaksanakan di sekolah.


Berikut ini tips yang diberikan oleh Linda Dobson dalam bukunya “Tamasya Belajar” :

Bacalah beberapa buku dan majalan tentang homeschooling
Perjalanan homeschooling dimulai dengan keputusan Anda untuk menghabiskan waktu bersama putra/i Anda. Dengan membaca sedikit dari kepustakaan yang luas mengenai hal ini akan memperlihatkan kepada Anda banyaknya variasi pendekatan, sumber daya, manfaat, tantangan, dan masih banyak lagi.

Cari kelompok pendukung homeschooling dan temui orang lain yang juga melakukan homeschooling
Walaupun membaca dapat memberikan banyak informasi mengenai dunia homeschooling, tidak ada yang melebih pertemuan dengan pelaku homeschooling lain bisa menjadi teman yang dapat mengerti dan mendukung keputusan Anda, berbagi informasi tentang persoalan yang dia hadapi dan menjawab beberapa pertanyaan Anda.

Hadiri konferensi/seminar tentang homeschooling
Walaupun jarang dilakukan, pertemuan semacam ini sangat berguna sebagai sumber informasi, kesempatan untuk bertanya, dan perasaan solidaritas yang sulit ditemukan di tempat lain.

Bantu pihak lain yang ingin tahu tentang homeschooling
Ini merupakan cara terbaik untuk meningkatkan pengetahuan Anda mengenai homeschooling, bertemu keluarga-keluarga baru, menegaskan kembali tekad Anda untuk mendidik anak di rumah.

Amatilah kemajuan anak Anda
Keraguan dan ketakutan akan hilang jika Anda menemukan bahwa anak Anda telah menikmati pembelajaran dan menampakkan ketrampilan, kemampuan, dan ide-ide yang selama ini tak pernah terlihat.


Sumber:

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...