Skip to main content

Pembuka

Halo...
Sudah lama sekali sejak postingan terakhir 😁

Sebagai pembuka, kini saya Ibu anak tiga. Bisa kamu bayangkan? Perempuan ngeyelan, ngotot, dan suka ribut ini ternyata Allah suruh mengasuh anak kecil. Tidak tanggung hanya satu, guys, tapi tiga :')
Fyi, Ibu mertua malah sering sindir-sindir saya, kapan lahir yang keempat? Wkwkwk respon dengan ketawa saja ya.

Tiga kali melahirkan masing-masing memiliki cerita istimewa untuk saya. Tapi lain kali ya saya ceritakan. Sebab waktu saya untuk menulis saat ini sungguh-sungguh terbatas. Seperti saat ini, saya bisa membuka laptop beberapa menit sambil menunggu anak-anak pulang sekolah. Oh, kadang saya sungguh rindu memiliki waktu banyak seperti gadis dulu.

Meski demikian, saya sangat bersyukur dengan jalan hidup saya saat ini. Banyak anugerah yang Allah hadiahkan untuk saya. Bahkan seringkali saya memiliki ketakutan yang tidak beralasan. Rasanya cemas sekali bahwa hidup saya tidak akan sama lagi. Memang banyak ujian yang saya dapatkan, tapi semua tidak sebanding dengan rasa bahagia karena memiliki suami dan anak-anak di samping saya saat ini. Alhamdulillaah...

Oke, cukup sekian dulu pembukanya ya haha...
Saya janji akan lebih sering menulis lagi 😆

Comments

Popular posts from this blog

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfungsi sebagai antioksidasi dapat diformulasi me

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri

Aku Bahagia dalam Kesederhanaan

Kisahku, tak melulu berisi hingar bingar kebahagiaan. Aku juga bukan sosok flamboyan. Tak banyak orang mengenalku, begitupun aku belum mampu menjadi tauladan yang sempurna bagi banyak orang. Meski demikian, aku bersyukur atas segala anugerah yang Rabb berikan untukku. Aku yakin, kehidupan ini dan setelahnya selalu menjanjikan kebahagiaan, meski dengan bentuk yang lain. Sumber Sumber Sumber Di dalam hidup, aku mengenal sosok kedua orang tuaku. Mereka membesarkanku dalam perlakuan yang acak; ada lembut juga kasar, ada didikan juga kemarahan, ada pujian juga tamparan. Mereka tak banyak mengenalkanku pada kalimat-kalimat cinta, apalagi nasihat panjang seorang yang pandai bahasa. Mereka membesarkanku dalam kesederhanaan; sesederhana cinta orang tua kepada putrinya. Orang tuaku mengajarkanku cara bersyukur. Itulah yang paling mengakar di dalam kepalaku. Sepanjang hidup mereka tidak banyak menuntut. Apapun yang kami dapat, maka itu adalah sebuah kecukupan. Hidup ini