Skip to main content

Mati

Apakah kamu pernah terbayang proses kematian? Saya sering. Dua kali saya mengalami kematian lewat mimpi. Di mimpi pertama, saya melihat diri saya sendiri tengah mengapung di atas lautan warna warni dengan air terjun di sampingnya. Saya melihat tubuh saya menggeliat. Sakit sekali, sungguh. Padahal cuma mimpi, tapi sampai terbangun sakitnya masih terus terbayang. Di mimpi kedua, tetiba saya berada di dalam liang kubur. Kondisinya sangat gelap. Saya ketakutan. Saya berusaha mencari teman, tapi nihil. Ketika terbangun saya masih saja diserang rasa takut tersebut. Beberapa malam setelahnya saya sulit tidur dan harus terus ditemani suami.


Sejak itu saya kian takut mati. Bukan hanya takut akan neraka, tapi juga bagaimana cara melewati proses kematian itu sendiri membuat saya takut luar biasa. Kata Rasulullah SAW, sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang. Apakah bisa kamu bayangkan seperti apa sakitnya? Belum lagi menghadapi gelap dan mencengkamnya liang kubur. Oh Allah, sungguh hanya kepada-Mu aku memohon pengampunan juga rahmat atas diriku juga keluargaku.


Sejauh ini, sedikitnya saya pernah mendekati kematian sebanyak dua kali di dalam hidup. Pertama, ketika mengalami TBC di pertengahan tahun 2017. Ngerinya masih saya ingat. Setelah hampir sebulanan demam dan batuk tidak kunjung sembuh, gejalanya naik menjadi batuk disertai gumpalan darah kental yang keluar dari tenggorokan. Alhamdulillah dengan gesit waktu itu Papa membawa saya ke RS. Saya dirawat intensif, tentu semua dilakukan di ruang isolasi. Sedih sekali melihat Umi menangis histeris, mungkin karena Umi teringat mertua beliau yang dulu meninggal karena penyakit yang sama. Saya pikir umur saya pun akan berhenti saat itu, namun alhamdulillah ternyata saya masih diberikan selamat.


Tahun 2020 di malam kelahiran Hafshah. Saat itu bukan kali pertama saya melahirkan, tetapi bagaimana entah pengalaman yang saya dapatkan terasa sangat berbeda. Mungkin karena Hafshah lahir dengan spontan tanpa induksi, sehingga rasa sakit yang luar biasa membuat saya berpikir tidak akan selamat. Namun alhamdulillah, hanya setengah jam proses melahirkan itu berlalu. Alhamdulillah lagi-lagi Allah masih memberikan saya waktu.


Satu hal yang sangat saya syukuri. Takut mati membuat saya berusaha sekuat tenaga menjauhi perbuatan dosa. Saya jadi lebih banyak memaklumi masalah hidup, terutama ketika suami dan anak-anak saya mulai menguji kesabaran wkwkwk. Saya belajar untuk lebih sering menahan diri. Juga, saya jadi tidak terlalu banyak mau. Sebab saya pikir, toh semua keindahan dunia ini tidak bisa menolong saya dari sakitnya sakaratul maut. Yah, walau kadang kelepasan juga hahaha.


Jika kamu merasa dunia ini berat, sesekali bayangkanlah sakitnya kematian. Saya yakin, setelahnya kamu akan menyadari bahwa bebanmu ternyata masih amat ringan. Jika kamu merasa dunia seolah menjauhimu, bayangkanlah bahwa di saat yang sama kematian selalu menunggu waktunya denganmu.

Comments

Popular posts from this blog

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfungsi sebagai antioksidasi dapat diformulasi me

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri

Aku Bahagia dalam Kesederhanaan

Kisahku, tak melulu berisi hingar bingar kebahagiaan. Aku juga bukan sosok flamboyan. Tak banyak orang mengenalku, begitupun aku belum mampu menjadi tauladan yang sempurna bagi banyak orang. Meski demikian, aku bersyukur atas segala anugerah yang Rabb berikan untukku. Aku yakin, kehidupan ini dan setelahnya selalu menjanjikan kebahagiaan, meski dengan bentuk yang lain. Sumber Sumber Sumber Di dalam hidup, aku mengenal sosok kedua orang tuaku. Mereka membesarkanku dalam perlakuan yang acak; ada lembut juga kasar, ada didikan juga kemarahan, ada pujian juga tamparan. Mereka tak banyak mengenalkanku pada kalimat-kalimat cinta, apalagi nasihat panjang seorang yang pandai bahasa. Mereka membesarkanku dalam kesederhanaan; sesederhana cinta orang tua kepada putrinya. Orang tuaku mengajarkanku cara bersyukur. Itulah yang paling mengakar di dalam kepalaku. Sepanjang hidup mereka tidak banyak menuntut. Apapun yang kami dapat, maka itu adalah sebuah kecukupan. Hidup ini