Skip to main content

Kini dan Pengharapan Seorang Hamba

Ini adalah hadiah teramat besar, saat segala hikmah itu masuk secara leluasa ke dalam hati serta akal. Aku menerima secara ikhlas diriku. Memang begini adanya. Allaah, betapa kecilnya aku dan betapa besarnya Engkau. Engkau perjelas batas benar dan salah, seperti tegasnya perbedaan hitam dan putih, meski tidak selalu nampak begitu di beberapa waktu.

Cintaku pada-Mu meski tidak layak, semoga masih menempatkan Engkau di persinggahan tahta dalam dada. Aku malu. Teramat malu. Aku sering merenungi, saat cinta ini memang tersisih hanya untuk-Mu, harusnya aku mampu membesarkan hati orang-orang di sekelilingku. Nyatanya, untuk menjaga adik-adikku saja, aku belum mampu. Seringkali, hanya tangis dan ratapan yang mampu kupersembahkan kehadapan-Mu. Adakah kebesaranku? Adakah ibadahku begitu kukuh untuk-Mu? Allaah, masihkah ada keberkahan-Mu untukku?

Aku mulai menyusun setiap episode baru, yang kupikir paling layak untuk direalisasikan dengan kondisi seperti ini. Aku mulai berhenti memikirkan ujian-Mu beberapa tahun lalu. Aku ikhlas, sungguh. Sebab yakinku, meski saat itu aku masih terlalu muda untuk berpikir bijaksana, ujian itu telah membesarkan hati orang-orang yang kusayangi; Ummi, Bapak, Dullah, Sahid, Gunawan, serta membuat kami sadar bagaimana cara terbaik membesarkan dan membimbing Alif kecil. Aku tak marah, sebab untuk apa? Mungkin iya, bahwa trauma itu masih ada. Tapi seiring waktu hatiku pasti akan semakin lapang dan terus melapangkan diri.

Kini hanya jalan dan keridhaan-Mu yang aku harapkan. Tak lain dan tak bukan agar keberkahan itu terus berlimpah. Cukupkan aku dengan setitik pengharapan, agar pundak ini semakin kuat menjadi sandaran. Aku ingin menjadi seorang hamba terbaik untuk-Mu, meski apa yang kulakukan tidak selalu nampak begitu. Aku ingin menemui-Mu dalam kesucian dan wajah yang cerah. Dan terkadang, rasaku waktunya akan segera tiba. Cintai aku ya Allaah, sebab hanya dengan itu aku dapat menemui Engkau dalam kelapangan. Sebentar lagi. Sebentar lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...