Tes...tes...tes...
Tetiba gerimis merundung. Setelah beberapa menit langit terlihat gelap, akhirnya awan2 hitam itu benar2 menumpahkan isinya. Aku mendesah pelan. Mataku berair. Lagi.
Kutengok jam di layar handphone, tepat pukul 12.16 WIB. "Ah, jam ngantuk" kataku lirih, meski dalam hati mengingkari. Aku tahu, kalimat itu hanya pembenaran.
Kutatap kosong ke luar jendela. Perkuliahan yang diisi dengan presentasi kelompok sudah tak terdengar di kedua telinga. Aku benar2 tidak peduli. Oh, sampai kapan begini?
Kawan, aku benar2 rindu kampung halaman. Gerimis siang selalu mengingatkanku pada masa2 SMP ketika kenakalanku menjadi pengisi waktu. Aku yang sejak dulu selalu sibuk mengganggu teman2ku yang asik belajar di kelas, kini mulai kehilangan arah. Benar2 seperti itik kehilangan induknya. Malang sekali.
"Sih, kalo sudah lulus, mau lanjut kemana?" adalah kalimat yang acap kali dilontarkan teman2. Jika dikenang lagi, pertanyaan itu selalu berakhir dengan jawaban sama "Hehe, mau masuk pesantren". Meski demikian, ternyata Allah menggariskan jalan hidupku berbeda. Dan kini, di sinilah aku, di kampus ITB, Lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupannya.
Sama seperti dulu, aku (masih) meyukai interaksi sosial. Rasanya begitu sepi ketika dunia yang 'nyaman' ini diisi seorang diri. Hehe, mungkin inilah salah satu penyebab mengapa aku tak pernah rehat dari amanah. Tapi beda halnya dengan hasratku kini, semoga benar2 diizinkan, semester depan semua fokus harus bisa kuarahkan menuju pengerjaan Tugas Akhir. Sudah kuputuskan, ini semester terakhirku mengemban amanah :')
Kawan, tentang hujan, ini adalah hujan pertama. Kalo kata Raaj, salah satu pemain di film Rabb Ne Bana Di Jodi "Pernahkah kau merasakan hujan pertama? Rasanya manis sekali!"
Ah, dasar film! :)
Untukku, di hujan pertama, selalu begini, aku ingin pulang ke rumah.
Comments
Post a Comment