Suatu pagi di koridor timur, terlihat sekelompok orang sedang membuat forum diskusi. Penasaran, kudekatkan duduk, berharap bisa mendengar segelintir percakapan mereka.
"Sudah ada sejumlah 45juta dari hasil penggalangan dana ke setiap kelas, mungkin sisanya bisa kita ambil dari kas Gamais Pusat. Saya mendapat informasi kalo Gamais bisa menyediakan 30juta untuk setiap program kebencanaan" terang seorang ikhwan berjaket kuning.
"Alhamdulillaah...Sebagai tambahan, in syaa Allaah HMF bisa menyediakan 20juta untuk akodomasi dan transportasi" timpal seorang ikwhan berjaket hijau lumut dengan lambang HMF di lengan jaketnya.
Seorang akhwat mengangkat tangan, mengajukan diri berbicara di forum.
"Silakan, Ukh" Tanggap ikwhan berjaket kuning tadi sambil tetap menundukkan pandangannya.
"Annisaa sudah tiga hari menggalang dana. Kami mengajukan proposal pengajuan ke beberapa tokoh akhwat di Bandung, alhamdulillaah sudah ada 130juta di rekening. Apakah jumlah itu cukup? Jika belum, kami siap menggalang dana ke wilayah Jakarta" katanya lugas dan tangkas.
Lalu forum diskusi terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Forum itu terdiri dari 23 orang ikwhan-akhwat, sebagian besar berasal dari pengurus Gamais Pusat, sisanya adalah pengurus himpunan dan Kabinet. Dalam sekian menit kudengarkan, mereka berhasil mencapai nominal 295juta untuk suatu program kebencanaan. Mungkin dana untuk korban kebakaran salah satu pondok pesantren di Padalarang, kataku dalam hati.
Memang, sudah tiga hari ini berita kebakaran tersebut menyebar luas di kalangan aktivis kampus. berita itu melahirkan simpati yang luar biasa, mengundang banyak orang untuk turut memberikan kontribusinya. Berdasarkan informasi bahkan, besok dan lusa, berturut2 Salam UI dan Alhurriyah IPB akan ikut membantu pengondisian di tempat kebakaran. Mereka membawa 2 bis rombongan, dimana pengurus masing2 LDK sendiri yang akan turun tangan membantu pembangunan ponpes dan membawa perlengkapan shalat serta Al-Qur'an.
Yah, begitulah para aktivis dakwah kampus. Mereka berlomba2 mencari kebaikan, tanpa kenal jarak dan waktu. Ah, lagi2 aku tersenyum.
"Assalamu'alaikum! Bro, kemana aja?" Ikhwan berjaket kuning tadi menyapa seseorang yang melintas di depan koridor. Forum tadi sudah dibubarkan, semua peserta diskusi kembali disibukkan dengan aktivitasnya masing2.
"Wa'alaikumussalam, Akh. Aduh, maafkan tadi saya gak ikut forum, ini baru saja nyampe kampus lagi. Semalaman saya dan teman2 Kampus Peduli membantu mengondisikan posko kebakaran di sana, alhamdulillaah sudah dilaksanakan balai pengobatan dan cek kesehatan." Ikhwan tadi menimpali.
"Besok Gamais dan Salam UI akan bergerak ke sana, in syaa Allaah. Bagaimana kondisi anak2 korban kebakaran saat ini?
"Alhamdulillaah mereka sudah terlihat kondusif. Siang ini akan ada mentoring untuk anak2 dari Mata', saya dengar mereka membawa 140 kader ke sana. SDMnya berlebih!" Ikhwan itu terkekeh.
"Luar biasa kader dakwah kita!"
Ikhwan jaket kuning tersenyum. Begitupun aku.
Comments
Post a Comment