Assalam mu'alaikum
^^
Kini aku memikirkan nasib ukhuwah 'kita'. Aku khawatir saat satu persatu teman beranjak keluar barisan dan melupakan apa yang tertinggal di belakang. Aku mulai gelisah setiap kali melihat bahwa kau mulai nampak 'berbeda'. Aku khawatir sugesti akan membuatku berpikir bahwa kau dan aku memang tak akan pernah lagi sama. Aku khawatir, kawan, sungguh kekhawatiran yang menyesakkan dada.
Kawan, apa kabar
imanmu hari ini?
Sebuah malam penuh
syahdu untuk kembali berbagi cerita. Cerita yang sederhana dan biasa, mungkin
begitu kesannya. Mungkin sedikit kolot, menggurui dan bahkan bisa jadi tak
berarti. Tapi ya sudahlah, jari ini sudah terlanjur mengetuk-ngetuk di atas
keyboard laptop. Untuk kali ini, izinkan dia bergerak sesuka hati, mungkin saja
gerakannya dapat terbaca dan diterima oleh hatimu :)
Kawan, beberapa hari
menjelang kepulanganku ke Bogor. Lagi. Mungkin karena dalam kondisi membaik,
aku merasakan fokusku bertambah. Baru tersadar, ternyata ada banyak hal yang
harus dipikirkan dan diperbaiki sebelum raga ini beranjak dan rehat beberapa saat
dari rutinitas kampus yang sudah cukup membuatku lelah tadi malam. Entah ada apa gerangan, tiba-tiba aku teringat
pada kondisi ukhuwah 'kita'. Tak terhitung berapa kali kita bersama dan
menyanjung cerita romansa, pernahkah kau berpikir tentang rasa yang terselubung
di baliknya?
Aku berusaha
mengingat kembali setiap momen yang tercipta oleh kebersamaan itu. Pernah
beberapa kali kita menangis karena hal-hal yang sebenarnya tak perlu
ditanggapi, pernah pula kita tertawa pada hal-hal yang sebenarnya hanya
menghasilkan prasangka buta. Kawan, pernahkah kau memikirkan itu? Bahwa
diam-diam terselip rindu saat mata ini tak bisa mengalihkan pandangnya padamu.
Pernahkah kau menyangka? Bahwa diam-diam di balik amarah terdapat kepedulian
yang dalam pada setiap langkah kecil yang menyertaimu.
Hhh...banyak hal
yang tak bisa terungkap sepertinya :'(
Kini aku memikirkan nasib ukhuwah 'kita'. Aku khawatir saat satu persatu teman beranjak keluar barisan dan melupakan apa yang tertinggal di belakang. Aku mulai gelisah setiap kali melihat bahwa kau mulai nampak 'berbeda'. Aku khawatir sugesti akan membuatku berpikir bahwa kau dan aku memang tak akan pernah lagi sama. Aku khawatir, kawan, sungguh kekhawatiran yang menyesakkan dada.
Kini kita berada di persimpangan jalan, saat tujuan mulai terarah sedang kau tetap meragu. Dalam satu gerakan,
aku ingin lengan ini merangkulmu. Aku ingin meyakinkanmu bahwa jalan ini tak pernah mendusta, bahwa harapan ini tak akan memberkaskan diri menjadi sekedar angan belaka.
Biarlah dinding itu
menua dan menenggelamkan dirinya, asal jangan ikut tenggelam pula harapan dan cita mulia yang dibangun dalam beberapa masa. Aku ingin kembali menyatukan hati kita dalam setiap susuran langkah
menuju visi kita, Indonesia yang madani dan Islami.
Kawan, masihkah
bulat tekadmu untuk beranjak dan menjauh?
Padahal dari dulu
kita satu jiwa.
Karena sesungguhnya,
kau dan aku masih sama.
Karena kita adalah keluarga :)
Karena kita adalah keluarga :)
Comments
Post a Comment