Hi :)
Saya mau cerita. Sekitar Februari lalu saya dan suami membawa Musa ke Klinik Tumbuh Kembang Anak. Awalnya kami tidak terpikir untuk melakukannya, sebab perkembangan Musa menurut kami sudah sesuai dengan usia. Musa berhasil babbling di usia kurang dari satu tahun, lalu bisa mengucap kata 'Ah' (Ayah) dan 'ee' (pup) di usia kurang dari 18 bulan. Lagipula gangguan tumbuh kembang anak bukan sesuatu yang biasa di keluarga kami, sebab terbukti Tisya dan Hafshah mampu melewati semua fase dengan baik meski mereka juga bayi prematur. Yah, bisa dikatakan kami cukup denial dengan kondisi Musa saat itu.
Lalu, beberapa malam sebelumnya, dua kali di malam yang berbeda Musa menangis lama hingga lebih dari 30 menit. Hal ini membuat saya sangat khawatir. Sebab Musa adalah bayi yang cenderung tenang dan mandiri saat membutuhkan sesuatu. Pun saat terbangun malam, Musa sering berinisiatif mengambil minumnya sendiri di dekat kasur lalu setelahnya kembali tertidur.
Saya khawatir Musa mulai kesulitan untuk menyampaikan maksud ataupun luapan emosinya. Bisa jadi karena kemampuan berbicaranya yang belum lancar. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami putuskan untuk mendaftar assessment di salah satu Klinik Tumbuh Kembang Anak di dekat rumah di usia Musa yg ke-19 bulan.
Di klinik, Musa ditangani oleh seorang dokter spesialis. Musa diberikan instruksi dan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Pun kami sebagai orang tua juga ditanyai tentang bagaimana perkembangan sensorik dan motorik Musa salama di rumah.
Dari hasil assessment, didapati bahwa Musa memiliki respons yang lamban sehingga dibutuhkan terapi untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Jadi dokter tidak secara spesifik mengatakan bahwa Musa mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara ya. Kami menanyakan apakah perlu cek fungsi pendengaran. Dokter bilang tidak perlu, kami sebaiknya pantau dulu selama proses terapi. Musa diberikan terapi sensori integrasi di tiga bulan pertama, lalu ditambah terapi wicara di tiga bulan berikutnya. Frekuensi terapi dua kali seminggu dengan durasi satu jam di setiap pertemuan.
Di bulan pertama terapi alhamdulillah Musa sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Musa sudah bisa menyebut kata 'Mama' dan 'Papa'. Seiring bulan berikutnya, perkembangannya terus mengalami kemajuan. Alhamdulillah di bulan keenam Musa sudah dinyatakan lulus. Kini di rumah kami sudah bisa melihat Musa yang cerewet dan pandai berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar, alhamdulillah....
Ah iya, mempunyai anak dengan tumbuh kembang terganggu membuat saya cukup mengerti apa yang dirasakan para ibu dengan keluhan serupa. Sering ketika antar-jemput atau di momen-momen random lainnya, saya mengobrol dengan ibu yang juga memiliki anak speech delay. Ternyata tidak semua anak seberuntung Musa yang bisa dideteksi dan diterapi dini. Banyak anak yang memiliki keterbatasan baik dari segi informasi maupun biaya, sehingga semakin besar anak semakin banyak pula keterlambatan tumbuh kembang yang dialaminya.
Mengenai speech delay ini, ada beberapa poin yang kemudian saya ketahui:
- Penyebab terbesar anak speech delay adalah terlalu banyaknya screen time tanpa pengawasan orang tua.
- Sebagian besar anak dengan speech delay adalah anak laki-laki.
- Speech delay bukan merupakan gangguan otak, sehingga bisa diperbaiki dengan stimulasi atau terapi.
- Speech delay yang lambat ditangani bisa membuat perkembangan lainnya pada anak semakin melambat.
Jadi, yuk orang tua untuk lebih teliti dalam memantau terus perkembangan anak. Jika ada kelainan, segera periksakan ke dokter.
Sekian cerita hari ini.
Byebye ^^

Comments
Post a Comment