Hari ini saya ingin sedikit sharing seputar perawatan kulit dan wajah.
Kenapa sih sampai harus ditulis khusus di dalam blog? Seperti beauty blogger saja --"
Hehehe saya sudah cukup sering mendengar orang-orang di sekitar berasumsi bahwa saya menggunakan berbagai macam produk. Atau bisa juga rutin mampir ke salon bahkan klinik kecantikan setiap periode tertentu.
Jawabannya... tidak sama sekali. Saya tidak menggunakan produk apapun kecuali pelembab wajah, masker pun tidak.
Ke salon? Seingat saya, hanya pernah sekali saya mencoba facial di salon muslimah, pun itu dalam rangka menjelang hari pernikahan. Dan setelah mencoba ke salon itu, hmmm saya tidak merasakan perubahan yang signifikan pada wajah saya ini. Dan, yang paling menyesakkan, harganya itu loh hhhhh... Akhirnya, bagi saya cukup sekali itu saja kunjungan saya ke salon kecantikan.
Perawatan ke klinik kecantikan? Nooo... saya termasuk orang yang sangat memahami betapa susah mencari uang. Saya tidak ingin membebani diri saya begitupun suami. Suami saya sudah bekerja keras memenuhi kebutuhan sandang pangan papan saya, kenapa saya harus menambahkan tuntuntan lagi?
Kemudian ada yang bertanya, mungkinkah ketika bayi orang tua saya memberikan perawatan tertentu kepada saya?
Baiklah, saya ceritakan sedikit ya...
Saya lahir di pelosok desa Babakan, salah satu desa di bilangan kabupaten Bogor. Perekonomian kami waktu itu sangat sulit, sehingga bisa dipastikan bahwa fasilitas yang saya dapatkan amatlah terbatas.
Di desa, semua ibu merawat bayinya dengan bahan-bahan alami. Kenapa demikian? Karena budget yang tidak mencukupi juga ketiadaan toko kecantikan di desa membuat para ibu harus kreatif mencari solusi alternatif.
Jika ingin rambut bayi hitam? Petik saja batang urang aring, ditumbuk, diberi air sedikit, kemudian dioleskan ke rambut bayi.
Jika kulit bayi terasa kasar? Diolesi saja dengan minyak kelapa pagi dan sore hari.
Jika kulit bayi nampak gelap? Ya disyukuri saja, itu pemberian Allah toh XD
Begitulah, tidak ada perawatan spesial yang saya dapatkan di masa bayi....
Beranjak remaja, tepatnya di bangku SMP, saya mulai diperkenalkan dengan masker. Tentu saja, masker di desa dengan masker di kota itu berbeda. Masker yang saya tahu ketika itu adalah adonan anyir berwarna kuning, campuran antara putih telur kampung dan lemon. Bapak yang membuatkannya untuk saya. Kata Bapak, masker putih telur itu baik untuk menghaluskan wajah dan mencegah flek. Benar atau tidaknya saya tidak tahu ya, saya hanya konsumen wkwkwk...
Seminggu 2 kali wajah saya dioleskan masker. Sampai terasa kaku dan mengkerut, barulah saya boleh mencuci muka dengan air di bak mandi. Hasilnya? Ada sensasi dingin di wajah, kulit terasa lebih bersih dan lembut.
Kalau tidak salah ingat, hal itu berlangsung kurang lebih 2 bulan. 2 bulan adalah batas kesabaran saya menyisihkan waktu main hanya untuk oles-oles wajah wkwkwk... dan Bapak pun menyerah.
Berlanjut ke bangku SMA, ketika saya bersekolah di SMA Lazuardi boarding school. Di asrama, saya perhatikan teman-teman sebaya saya banyak menggunakan produk perawatan kulit dan kecantikan, yang mana produk-produk itu sangat asing untuk saya. Sebut saja Biore, Pond's, dan berbagai packages lain yang saya tidak ingat. Dan yang paling lucu, itulah kali pertama saya tahu ada sabun berbentuk cair wkwkwk (sebab di desa saya hanya ada sabun batangan).
Karena derasnya tren di kalangan teman-teman saya tentang produk-produk ini, alhasil saya terbawa arus juga. Bedanya, produk yang saya gunakan kala itu hanya 2; facial foam dan pelembab wajah bermerk Pond's. Selain karena saya masih sangat pemula, juga saya sangat aware dengan kondisi keuangan yang terbatas. Huh rasanya terlalu sayang menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak bisa dimakan #eh
Dan begitulah, sampai saat ini kedua produk Pond's tersebut masih setia menemani saya. Pernah sih dua atau tiga kali saya mencoba beralih ke produk yang lain, tapi nyatanya tetap Pond's yang membuat nyaman di hati hehehe...
Saya tidak suka mengoleksi produk perawatan kulit dan kecantikan. Pun jika saya banyak membeli, itu hanya sebatas pewarna bibir dan pensil alis yang bagaimana entah sangat menggiurkan. Belakangan, saya tertarik untuk membeli lip tint. Sebab warna alaminya itu loooh...luv luv :3
Nah...
Demikian sharing dari saya. Mudah-mudahan bisa menjawab segelintir pertanyaan hehehe...
Comments
Post a Comment