Hujan. Pun di sore menjelang malam ini, seperti hari-hari sebelumnya. Aku hanya termenung. Hujan membuatku ingin mengingat banyak hal, merasakan kembali adegan lampau yang sempat memberingus sisi manusiawiku. Tetapi nyaris kutepis lagi. Bagaimana entah, aku malu.
Dahulu jika kuingat, gambaranku tak jauh dari figur seorang pemarah. Aku mencintai kebabasan, juga berkawan, tetapi hanya untuk orang-orang tertentu. Selebihnya, orang lain mungkin lebih layak menilai.
Kini, aku merasakan kenyamanan. Aku senang memberikan simpul senyum di sudut bibirku. Aku bahagia menjadi seseorang yang mampu mengalah. Aku bahagia memberikan kepercayaan penuh kepada seseorang di sisiku.
Oh Tuhan, betapa indah Engkau menciptakan rasa cinta di antara sepasang manusia...
Hujan, padamu yang dititipkan keberkahan, juga kutitipkan rindu. Dia yang selalu menjadi sandaran, menjadi tempatku berkeluh kesah, yang mampu membuat jantung ini berdebar, semoga senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Hubby, lelaki tertampan dalam hidupku, I miss you...
Comments
Post a Comment