Skip to main content

Review

Tepat 3 tahun sudah kakiku kokoh menginjak tanah Kota Kembang. Awalnya tidak mudah, namun ternyata dunia kampus benar2 sudah mulai melabelkan diri sebagai kata yang sangat menyenangkan kala didengar oleh kedua telinga. Haru biru bercampur suka cita mengingat betapa lugu dan polosnya diriku dulu, betapa kini segalanya terasa dan terlihat jauh berbeda. Aku yang mulai memahami seluk beluk perpolitikan kampus, rasanya sudah mulai dewasa menyikapi perbedaan2 ideologi yang terlanjur mendera antara aku dan kawan2ku. Aku yang frontal dan cenderung arogan ini, sungguh bersyukur ditakdirkan berada di lingkungan yang memiliki level kritis dan pengamat luar biasa. Kota Kembang, kota bersejarah untuk jiwa2 yang haus akan masa bertuah.

Kawan, sudah sekian hari kunikmati statusku sebagai anak kosan. Kurasa kenakalanku belum jera, sebab masih kudapati kedua kaki ini asik menelusuri trotoar2 jalanan hanya karena ambisi kedua mata menatap gemerlap lampu2 malam. Kenakalan ini diperparah dengan bertumpuknya penat di dalam kepala, sehingga bertambahlah jarak tempuh kedua kaki ini melangkah. Aku sadar, ada tumpukan tak terhitung tanggung jawab di pundak saat setiap aturan ‘keakhwatan’  itu terlanggar, tapi rasanya aku lebih peduli dengan kenyamanan suasana hati dibanding nasihat2 dari para sesepuh itu. Dan perjalanan malam, sayangnya, selalu berhasil menjadi pelipur lara nan murah didapat.

Di dalam kepala ini, ada banyak memori berkelebat. Tentang Ummi yang tetiba memintaku mempercepat pernikahan (padahal calon saja belum ada), Bapak yang melarangku mengambil magister ilmu politik, Emak yang memintaku tinggal di rumah, dan banyak lagi. Ah, kalau saja boleh memilih, aku masih kukuh dengan cita2ku mengambil magister ilmu politik UNDIP. Soal pernikahan, bisakah kita bicarakan nanti saja? #Plak!

Baiklah, cukupkan saja berbicara tentang masalah. Karena kini, saatnya para pencari celah membuat gebrakan untuk misi mulia. Yuk ah susun plan lagi, coret2 lagi kertas dan buku2 yang sudah lama diangguri, saatnya membuat plan masa depan penuh berkah dan sistematis ^^

Bismillaah...

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...