"...dan kebetulan, walaupun sy gk nyari tau,
sy dikasih tau seseorang bhwa kuliah kalian berdua ini baru anjlok kan?
dari situ, kami cuma mau menyadarkan,
kami gk tau kenapa berani2nya klian ambil amanah sebanyak itu,
tapi kenyataannya,
kok kurang berhasil manage diri gitu ya...
tlg bgt,
sadar aja sama kemampuan diri sendiri
apa mampu buat nambah amanah lagi?
padahal sekarang juga kuliah gk terlalu beres,
bahkan buat nolak amanah dari G****S aja aja gk mampu..."
-Tulis seorang senior A**I di kolom obrolan facebook sore tadi-
Kawan, baru kali ini aku mendapat sebuah teguran keras dari seorang senior. Sempat terbersit dalam benakku, "Kok kakak ini ikut campur banget ya?"
Namun entah mengapa akhirnya kuurungkan niat untuk memulai debat. Tak ada gunanya. Lagipula apa yang disampaikannya adalah nyata.
Dadaku sesak, hatiku pilu.Terlalu berat bagiku untuk melepaskan amanah ini, sedangkan hampir dua tahun sudah kujadikan tempat ini sebagai bagian dari aktivitasku dan terlanjur sudah amanah ini menjadi batu sandaran ketika jenuhku mulai menggebu.
Ingin sekali aku memberikan argumen, sekedar meminta keyakinan agar mereka mempercayai usaha dan kemampuanku, tapi... tapi...
"Saya sudah mengazzamkan diri menjadi jundi yang taat, selanjutnya silakan ketua yg memutuskan"
"Terimakasih telah banyak mengingatkan. Selanjutnya, cukupkan Allaah yang menjaga saya"
"Terimakasih telah banyak mengingatkan. Selanjutnya, cukupkan Allaah yang menjaga saya"
Akhirnya lagi2 kalimat ini yang keluar.
O Allaah, yakinkan diri bahwa sabar itu tiada batasnya.
Mudahkanlah segala urusanku.
Tanamkan dalam diriku agar senantiasa memperkuat iman, tekad serta usaha dalam menjalankan setiap amanah yang Engkau berikan.
Comments
Post a Comment