Skip to main content

Jangan Malas Mencari

Assalam mu'alaikum ^^

Hari ini untuk pertama kalinya aku menyisipkan salam dalam tulisanku. Aku berdoa semoga salam ini akan terus berlanjut di setiap lembar tulisan yang akan kubuat dan dapat kuaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari :-) (amiiiiin)

Kawan, kali ini tak ada angin tak ada hujan, di waktu luang yang lumayan panjang ini aku ingin berbagi sebuah cerita. (lagi2 -_-")

Kemarin pagi, aku sengaja menghampiri dosen agama di kampus. Niatnya sih mau iseng tanya2, tapi ternyata malah ketagihan diskusi sampai2 lupa waktu ckckck.
Dalam diskusi mendadak tersebut, ada satu topik yang sangat menarik bagiku. Topik itu berisikan pembahasan tentang surat Abu Lahab. Aku mempertanyakan hal yang tak pernah bisa kujawab sejak dua tahun lalu, tepatnya saat masih duduk di bangku SMA dengan tampang yang masih unyu2 nya #apasih
Di suatu siang yang terik dan penuh dahaga, guru agama SMA-ku melontarkan pertanyaan yang amat sangat menyiksa rasa ingin tahuku sampai sekarang. Pertanyaannya sangat sederhana, yaitu:
"Menurut kalian, apakah Allah itu Maha Adil? jika Allah Maha Adil, lantas kenapa Allah menggariskan takdir Abu Lahab dan menyatakan dirinya akan masuk neraka padahal Abu Lahab masih hidup?"
saat itu kelas yang kuhuni langsung dilanda sunyi, KRIK KRIK KRIK. tak ada yang bisa menjawab, bahkan teman sekelasku yang yang dianggap jempolan di bidang agama pun diam membeku dan membisu. Aih! dalam hati aku kesal, kenapa guru ini memberikan pertanyaan seperti itu? benar2 guru "Killer" -,-
Dengan raut wajah bahagia layaknya mendapatkan lotre berhadiahkan milyaran, guru tersebut kemudian ngeloyor tanpa memberikan jawaban kepada para murid yang masih diam mematung ini. (Kejamnyaaaaa T^T)



Nah, singkat cerita, setelah dua tahun lamanya memendam duka (hoalaaah..), akhirnya kekesalanku itu bertumpah ruah di hadapan dosen agama di kampus. Aku ngotot meminta jawaban dari dosen tersebut. Dianggap nyampah pun tak apalah, yang penting hati tenang riang gembira karena menemukan kata2 berharga yang tidak sempat kudapatkan dua tahun lamanya #Koplak!!
Beginilah kurang lebih jawabannya:
"Hanya Allah yang tahu mengapa Dia menetapkan kepada hamba-Nya demikian. Bisa jadi itu dilakukan untuk memberikan peringatan kepada kaum Muslim yang lain, bisa jadi pula karena hal lainnya. Ibu benar2 tidak tahu. 
Tapi jika berdasarkan referensi yang Ibu baca, Abu Lahab itu hanyalah sebuah julukan. Sama sekali tidak menunjuk pada nama salah satu paman Rasulullah SAW. Paman Rasulullah dijuluki Abu Lahab pun setelah diturunkannya surat tersebut. meski demikian, sekali lagi, hanya Allah yang tahu"
Seperti menemukan air di padang gersang setelah sekian lama mencari dan hampir mati. Ya Allah, kenapa hal itu tidak terpikir olehku? Jawaban dosen tersebut benar-benar di luar dugaan. Dalam hati aku sempat mencaci diri sendiri. Kenapa tak pernah terpikir olehku untuk mencari referensi di internet sehingga bisa mendapatkan jawaban lebih cepat? Aku hanya butuh referensi. Sumber jawaban yang ternyata sangat sederhana dan masuk logika.
Ya, jawabannya  adalah karena aku terlalu malas menempa diri dan belajar mandiri. aku selalu membutuhkan sokongan, selalu meminta hasil tanpa mau melihat persoalan.

Nah, pelajaran yang kudapat dari kejadian itu ialah...
Referensi bersumber dari segala media, hidup ataupun tak hidup. Jangan pernah berhenti mencari, karena dengan terus mencari itu menunjukkan tekad dan usaha yang keras yang akan menuntun kita pada kesempurnaan diri dan akal. Jangan malas untuk mencoba, jangan lalai pula dalam bekerja
Begitulah, Kawan, ceritaku hari ini. semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua sekaligus aku yang sedang berusaha merombak dan mencoba dari nol lagi.
Doakan selalu ya, Kawan, para calon penghuni surga :-)

Ow ya, jika kalian masih penasaran dan ingin membaca referensinya lebih lengkap, mungkin tulisan yang aku sisipkan di bawah ini bisa membantu dahaga rasa ingin tahu kalian. Selamat membaca ^^

Comments

  1. Pertanyaan itu baru aku dengar, sangat membuat penasaran. Coba tanya ke guru agamanya lagi deh, barangkali beliau udah mau menjawab pertanyaannya.
    keep writing!

    ReplyDelete
  2. mudah2an ntar ada kesempatan buat nanya.
    makasih :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tahapan Kaderisasi

Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas, berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan diri...

Tazkiyatun Nafs

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr: 18) Ayat di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan diakhiri pula dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berpikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah diisi dengan taqwa. Kemudian ayat di atas juga menjelaskan kepada orang yang mengaku beriman kepada Allah agar mempunyai langkah antisipatif terhadap kemungkinan apa yang terjadi esok. Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’ mengajarkan kepada kita bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan lima ‘M’ yaitu: Mu’ahadah, muraqabah, muhasabah,  mu’aqabah dan mujahadah. Mu'ahadah Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali ...

Pangan Fungsional

I.          Latar Belakang Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat dicegah ataupun diperbaiki. Selain dari sayuran dan buah sumber antioksidan juga dapat berasal dari tanaman  obat, jahe, mengkudu, lidah buaya, pegagan, temulawak, asitaba dan lain-lain. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat bermanfaat sebagai sumber antioksidan misalnya flavonoid, tanin, polifenol dan lain-lain. Tanaman biofarmaka yang berfung...