Menikmati Bandung setelah tujuh hari menetap di desa Kidang Pananjung, Cililin, demi melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat Himpunan Mahasiswa Farmasi Institut Teknologi Bandung (HMF ITB).
kegiatan di hari2 kemarin membuatku sangat lelah sekaligus bahagia. begitu banyak pelajaran dan pengalaman menarik yang bisa dipetik. mulai dari kejadian konyol sampai peristiwa menyedihkan tertumpah ruah di sana.
salah satu diantaranya adalah sebuah kisah yang kuberi nama "Insiden Foto" yang ingin kubagi bersama para pembaca. pasti kalian penasaran mengapa aku menyelipkan kata insiden dalam peristiwa tersebut?
beginilah ceritanya hohoho...
hari pertama di siang terik. semua terasa "menyebalkan" dan "mengerikan"; transportasi terlambat, barang-barang bawaan terserak tak jelas bahkan sampai ada salah satu tas yang hilang, akses sinyal handphone tak ada, kamar mandi entah di mana. yang terbayang saat itu adalah aku ingin cepat2 pulang dan menikmati hari2 normalku selama berada di tengah2 kota Bandung yang nyaman dan penuh akses internet serta sinyal handphone. kami gelisah, gundah, galau atau apalah namanya itu.
hari mulai sore. para anggota Fardes XIV, baik panitia maupun peserta dibubarkan dan dikomando oleh koordinator untuk menuju RW masing2, termasuk aku yang saat itu ditempatkan di RW 03. dengan barang bawaan serta tas yang berat, kami, anggota Fardes XIV di RW 03 terseok2 menuju perumahan warga. Sempat khawatir tidak bisa mendapatkan tempat tinggal sementara sebagai basecamp di sana. Tapi alhamdulillah penuh syukur, kami bisa mendapatkan tumpangan di beberapa rumah warga dengan sistem pembagian 3 rumah, 2 rumah untuk para perempuan dan 1 rumah untuk para laki-laki yang jumlahnya merupakan minoritas dari kami.
dari sinilah kisah itu dimulai hehehe.... (gaya lebay :p).
salah satu panitia Fardes dari RW 02 saat itu terpaksa menginap di basecamp RW 03. dengan kemampuannya menggunakan bahasa sunda serta kepandaiannya dalam berinteraksi, si panitia ini (baca: cowo) tak disangka2 ternyata mampu membius beberapa anak muda (baca: remaja cewe labil) di RW yang aku tempati. bahkan tak kira2, beberapa diantaranya sempat meminta nomer si panitia itu. sayangnya, saat itu yang ditodong nomer adalah aku T^T...
aku sempat tertawa karena merasa hal ini akan berujung konyol, tapi ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. aku dan teman2ku mulai digaduhkan oleh para remaja cewe labil tersebut. dia menjejali kami dengan beberapa cerita yang entah buatan atau memang terjadi. kejadian ini membuat aku dan beberapa temanku sempat berselisih paham. rupanya ada kesimpang siuran tentang informasi yang disampaikan oleh si remaja cewe labil itu kepada masing-masing di antara kami. tapi untungnya semua bisa diatasi dengan penuh kebijakan dan kasih sayang (halaaaaah...)
aku persingkat.
sampailah di satu hari, menjelang hari akhir pengmas. kami mengadakan sebuah perlombaan di RW 02 dengan maksud mempererat tali silaturahim antara para mahasiswa dengan warga sekitar. lomba ini didekiasian untuk diikuti oleh seluruh warga yang berasal dari RW 01 sampai 03.
awalnya kupikir semua akan berjalan menyenangkan.
tapi ternyata itu semua berubah ketika si remaja cewe labil datang...
*bersambung ke bagian 2
Comments
Post a Comment